Ulama Internasional Kecam Penembakan Teroris Terhadap Dr. Al-Qarni di Filipina

IUMSEramuslim.com – International Union of Muslim Scholars (IUMS) atau lebih dikenal Persatuan Ulama Muslim Dunia, mengecam keras usaha pembunuhan yang menimpa seorang ulama, da’i dan penulis aktif asal Saudi, Syaikh Aidh Al-Qarni di Filipina.

Akibat usaha pembunuhahn itu, pengkhotbah asal Saudi itu menderita cidera setelah beberapa tembakan menyasar tubuhnya dan beberapa pengawal lainnya. Serangan itu terjadi usai mengisi kajian di kota Zamboanga, Filipina.

Dalam pernyataan resminya, Sekjen IUMS Syaikh Ali Qara Daghi menyebutkan bahwa tindakan ini merupakan aksi, “terorisme dan kriminal”. Syaikh Ali juga menghimbau pemerintah Filipina, agar memfasilitasi perawatan, pengamanan serta segera mungkin menyelidiki motif pelaku.

“Memberikan perlindungan dan perawatan kepada Syaikh Aidh Al-Qarni selama di rumah sakit, dan juga mengungkap secepat mungkin motif pelaku. Serta dapat menyingkap orang-orang yang bermain di belakang pelaku tersebut,” ungkap Syaikh Ali.

Syaikh Aidh Al-Qarni, dan sejumlah rekannya mengalami luka cidera akibat tembakan senjata api, seusai menyampaikan seminar di kota Zamboanga, Filipina. Pejabat Filipina yang tidak mau disebut namanya, mengatakan bahwa tim penyidik berhasil menangkap pelaku penyerangan dan sedang menyelidiki latar belakang pelaku.

Menanggapi penyerangan itu, Syaikh Salman Al-Audah Wakil Presiden IUMS mengatakan, “Syaikh Ash- Shadiq Aidh Al-Qorni dalam keadaan baik, doakanlah beliau dan orang-orang yang bersamanya.”

Sedangkan mantan Imam Besar Masjidil Haram Syaikh A’dil Al-Kalbani di akun twitternya mengatakan, “Semoga Allah SWT memberikanmu keselamatan dan kesehatan serta menjagamu dari segala kejahatan. Serta membalas tipu daya orang-orang lalim yang menyerang Syaikh Aidh Al-Qorni”.

Penting diketahui, saluran ABC sebelumnya telah mengutip perkataan San Rafael Segua Wakil Sekretaris Kemenlu Fililipina, bahwa pada tanggal 24 Februari lalu pemerintah Kerajaan Saudi telah meminta beberapa negara termasuk Filipina untuk memperketat penjagaan keamanan. Akan tetapi ia mengaku tidak mengatahui bentuk ancaman yang akan menimpa.(ts/Anadolu)