Ulama Inginkan Saudi sebagai Mediator Pembicaraan Damai dengan Taliban

Ulama Afghanistan pada jumat kemarin meminta saudi menjadi mediator pembicaraan perdamaian dengan Taliban untuk memulihkan stabilitas keamanan negeri itu yang selama ini dilanda kekerasan.

"Kami bangga dengan tanah suci untuk itu kami meminta dengan hormat supaya raja Abdullah membantu meringankan rasa sakit yang kami derita," resolusi dewan ulama nasional Afghanistan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh AFP.

Resolusi tersebut dicapai setelah lima hari pertemuan akhir minggu lalu yang dihadiri oleh ulama seluruh Afghanistan.

Arab Saudi bersama dengan Pakistan dan UEA adalah negara yang mengakui pemerintahan Taliban yang sempat berkuasa dari tahun 1996 – 2001.

Kerajaan Saudi sebagai tempat kelahiran agama Islam, baru-baru ini menjadi tuan rumah pembicaraan antara pejabat pemerintah Afghan dan  simpatisan Taliban termasuk anggota Taliban dan mantan anggota Taliban.

Seruan untuk pembicaraan damai dengan Taliban telah tumbuh setelah Taliban melawan dan menyerang pasukan asing dan barat yang mem back up pemerintah Kabul.

PBB, Pakistan dan beberapa negara barat memberikan sinyal dukungan untuk pembicaraan damai dengan Taliban guna memulihkan stabilitas negara tersebut.

Presidan Obama dalam minggu terakhir ini sempat mengatakan seruan untuk berdialog dengan Taliban yang moderat.

Pemimpin Taliban – Mullah Umar konon telah memberi ‘berkat’ bagi terwujudnya pembicaraan damai dengan pemerintahan kabul setelah delapan tahun konflik yang melanda negeri tersebut.

Langkah-langkah perdamaian

Para ulama Afghan mengatakan bahwa semua mazhab yang ada di masyarakat Afghan harus terlibat dalam upaya perdamaian di Afghanistan.

"Untuk memastikan keamanan penuh sebagai elemen kunci dalam kemajuan dari upaya perdamaian, sidang suara secara bulat memutuskan tradisional Loya Jirga akan berkumpul."

Perkumpulan ini harus melibatkan para ahli agama, intelektual pemimpin suku, tokoh politik dan anggota parlemen serta wakil dari taliban dan faksi Hizb Islami.

PBB dan OKI juga diharapkan hadir dalam dialog pembicaraan perdamaian itu.

Kantor kepresidenan Hamid Karzai mengeluarkan rangkuman pernyataan rapat mereka,"Pemerintah akan tetap bekerja untuk mewujudkan perdamaian dengan semua kekuatan."

Ulama di Afganistan meminta anggota Taliban yang bergabung dalam proses pembicaraan perdamaian nama mereka harus dihapus dari daftar hitam AS dan mendapat jaminan keamanan dari PBB.

"Untuk pasukan anti-pemerintah diharapkan untuk berpartisipasi dengan penuh keyakinan di Loya Jirga, dan kami sarankan agar nama mereka dihapus dari daftar hitam dan PBB menjamin keselamatan mereka." (fq/iol)