Para ulama dan kabilah di Somalia mengeluarkan seruan jihad melawan pasukan Ethopia yang sejak akhir tahun 2006 lalu bercokol di Somalia. Para ulama dan kabilah itu menuduh pasukan Uganda yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian Afrika disokong penuh oleh militer Ethopia.
Seperti tertulis pada siaran pers usai pertemuan para petinggi Kabilah El-Huwiyyah dengan para ulama, yang digelar pada Sabtu (14/4), di Mogadishu, mereka menyerukan agar masyarakat internasional dan dunia Arab serta Islam untuk melakukan investigasi atas kejahatan genosida yang telah dilakukan militer penjajah Ethopia dan militer-militer yang tergabung dalam Pemerintahan Transisi Somalia.
Siaran pers itu menambahkan, agar masyakat internasional perlu mengirimkan sebuah komisi investigasi independen terkait kasus genosida itu, khususnya yang terjadi antara akhir Maret sampai awal April ini.
Hal lain yang diungkapkan siaran pers itu terkait keterlibatan Ethopia dalam mendukung militer Uganda, yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian Uni Afrika. Dijelaskan bahwa, sebuah pesawat Ethopia telah menggunakan Bandara Mogadishu, yang saat ini berada di bawah kontrol Uganda, sebagai pangkalan udara dalam rangkaian penyerangan akhir-akhir ini. Selain itu, imbuh siaran pers itu, Kenya juga terbukti telah melakukan gelombang penangkapan terhadap sejumlah warga Somalia yang tengah menuju ke Kenya karena ketakutan terhadap bentrakan-bentrokan bersenjata yang tengah marak di Somalia.
Sebelumnya, Kabilah El-Huwiyyah menuduh orang-orang Ethopia telah melakukan berbagai kejahatan berupa pembunuhan, penculikan dan perampasan terhadap hak-hak bangsa Somalia, lalu Kabilah El-Huwiyyah telah meminta kesepakatan yang sebelumnya sudah terjalin dengan Ethopia untuk menghentikan baku tembak untuk memberikan kesempatan adanya investigasi internasional terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi ketika berbagai baku tembak meletus. Namun kemudian, tambah Kabilah itu, pihak Ethopia ternyata tidak melakukan apapaun terkait masalah ini.
Untuk diketahui, peperangan yang terjadi di Somalia akhir-akhir ini telah menewaskan sekitar 1. 000 warga Somalia. Sementara menurut laporan Delegasi Tinggi Urusan Pengungsi PBB menyebutkan bahwa sekitar 208 ribu waga Somalia telah meinggalkan tempat tinggal mereka di Mogadishu sejak Februari lalu.
Sementara Syaikh Hasan Thahir Uwes, Ketua Dewan Syuro Persatuan Mahakim Islamiyyah Somalia mengatakan bahwa, Mahakim sepakat untuk ikut serta dalam negosiasi damai dengan Pemerintahan Transisi di Somalaia. Namun menurut Uwes, Mahakim mensyarakat harus ditariknya milter Ethopia dari Somalia. Pasalnya, Mahakim menilai Ethopia itu tak lain sebagai kepanjangan tangan Amerika.(ilyas/ikhol)