Tim pemantau Eropa yang bertanggungjawab di perbatasan Rafah yang memisahkan Gaza dengan wilayah Mesir, bersepakat dengan Israel dan Mesir untuk mencegah masuknya dana-dana tunai bantuan untuk rakyat Palestina yang dibawa oleh Hamas.
Sejumlah diplomat memperkirakan, pemerintahan Hamas berhasil mengumpulkan dana sebesar 80 juta dollar tahun ini, yang akan dibawa masuk ke Palestina melalui perbatasan Rafah. Hamas menyatakan, dana itu akan digunakan untuk menjaga keberlangsungan pemerintahan Hamas. Sedangkan Israel menuding Hamas telah menggunakan dana bantuan untuk membiayai pasukannya.
Seorang juru bicara European Union Border Assistance Mission mengatakan, pertemuan yang dilakukan pada Rabu (20/12), yang melibatkan Uni Eropa, wakil dari Mesir, wakil dari Palestina-tidak disebutkan siapa namanya- dan Israel menghasilkan kesepakatan untuk melarang menteri-menteri dan pejabat dari Hamas untuk membawa dana tunai masuk ke Palestina.
"Jika mereka membawa uang, uang itu akan disimpan di sebuah bank di Mesir dan tidak boleh melewati Rafah," kata jubir misi Eropa di perbatasan Rafah, Maria Telleria pada Reuters.
Yang paling gembira dengan adanya kesepakatan itu tentu saja AS, Uni Eropa dan Israel yang selama ini menyebut Hamas sebagai kelompok teroris.
Saeb Erekat, penasehat senior Presiden Palestina Mahmud Abbas membenarkan adanya kesepakatan itu. Ia mengatakan, Presiden Mesir Husni Mubarak sudah menyatakan komitmennya pada Abbas untuk menghentikan dana-dana yang akan dibawa masuk ke Palestina lewat Mesir. Dana-dana itu harus dimasukkan ke bank Mesir.
Bulan ini, PM Palestina Ismail Haniyah berhasil menghimpun dana tunai sebesar 35 juta dollar dari hasil lawatan luar negerinya selama dua minggu lebih, termasuk ke Iran. Ketika akan kembali ke Palestina, rombongan Haniyah dilarang melintasi perbatasan Gaza dan dipaksa untuk memasukkan dana tersebut ke sebuah bank di Mesir. (ln/Reuters)