TV-TV Belanda Tolak Putar Film Anti-Islam

Anggota parlemen Belanda anti-Islam Geert Wilders untuk sementara harus memendam ambisinya menayangkan film buatannya yang diduga mengandung penghinaan terhadap Islam dan al-Quran. Pasalnya, tidak ada satu pun stasiun televisi di negerinya yang mau memutar film yang diberi judul "Fitna" itu.

Dalam wawancara di The New York Times edisi Jumat (7/3) Wilders mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyatakan akan menempuh cara lain untuk menyebarluaskan filmnya itu. Antara lain lewat situs internet khusus dan di acara konferensi persnya di Nieuwspoort-sebuah tempat berkumpulnya wartawan media-media massa Belanda yang berlokasi di Hague-pada 28 Maret mendatang.

"Saya tadinya berharap ada satu televisi yang mengatakan, ‘Anda punya hak untuk melakukan ini, kami beri anda waktu dan tempat’, " ujar Wilders seperti dikutip surat kabar NRC Handelsblad.

Sejak pertama kali Wilders mengumumkan rencana pembuatan film itu, terjadi pro dan kontra di kalangan pejabat pemerintah dan politisi di Belanda. Masalahnya, Wilders menyatakan bahwa filmnya itu akan menunjukkan bahwa Al-Quran tak ubahnya seperti "buku fasis" yang memberi inspirasi bagi orang yang membacanya untuk melakukan "tindakan-tindakan yang buruk."

Menurut sebuah surat kabar di Belanda yang sudah menyaksikan film tersebut, Wilders mengaitkan pertikaian berdarah di negeri-negeri Muslim dengan ayat-ayat al-Quran, dan pada akhir film Wilders menampilkan sosok yang disebutnya sebagai sosok Nabi Muhammad Saw.

Media-media massa di Belanda juga melaporkan bahwa Wilders-yang juga ketua partai sayap kiri Partai Kebebasan-kemungkinan akan merobek-robek dan membakar al-Quran dalam filmnya.

Selama ini, Wilders selain dikenal sebagai tokoh yang anti-imigran juga dikenal sebagai tokoh yang sangat anti-Islam. Ia pernah menyatakan bahwa al-Quran sama dengan buku "Mein Kampf" karya Hitler dan al-Quran harus dilarang di Belanda.

Film Wilders sejak jauh-jauh hari sudah memicu kemarahan bukan hanya di Belanda tapi juga di luar Belanda. Pemerintah Belanda sudah menghimbau Wilders untuk tidak membuat dan menayangkan film yang melecehkan al-Quran itu, karena yang akan menanggung konsekuensinya adalah negeri Belanda sendiri.

Menlu Belanda Maxime Verhagen pada Rabu kemarin, sampai menggelar pertemuan khusus dengan pada duta besar dari 30 negara Muslim untuk menjelaskan posisi pemerintah Belanda atas film tersebut. Belanda memang sangat mengkhawatirkan negaranya akan menjadi sasaran serangan ‘teroris’ atau boikot jika film tersebut disebarluaskan.

Warga Muslim di Indonesia, Mesir, Iran dan Pakistan sudah mengingatkan Belanda akan konsekuensi yang akan ditanggungnya jika membiarkan film tersebut beredar. PBB, NATO dan Uni Eropa juga telah menyatakan keprihatinan yang sama dan mengingatkan akan resiko aksi protes besar-besaran atas film Wilders.

Di Belanda, para pemuka Muslim di Negeri Kincir Angin itu menghimbau agar warga Muslim tetap tenang dan mengantisipasi krisis ini dengan cara yang cerdas, serta tidak terpancing provokasi yang dilakukan Wilders. Mereka juga rencananya akan mengajak warga Muslim berkumpul di masjid-masjid pada saat pemutaran film tersebut, untuk menghindari ketegangan. (ln/iol)