Televisi Iran menayangkan cuplikan rekaman video pengakuan dua akademisi Amerika asal Iran, yang ditangkap pemerintah Iran dengan tuduhan melakukan mata-mata dan membahayakan keamanan nasional.
Rekaman video itu adalah rekaman video pertama yang ditayangkan sejak keduanya ditangkap pada bulan Mei kemarin saat masuk ke Iran, dan menjadi bagian dari promosi acara In the Name of Democracy yang akan ditayang televisi Iran setiap hari Rabu dan Kamis malam.
Dalam tayangan tersebut, dua akademisi Iran yang menetap di AS, Haleh Esfandiari dan Kian Tajbakhsh mengaku melakukan kegiatan mata-mata dan aktivitas menentang Iran. Oleh pemerintah Iran, keduanya dituding terlibat dalam upaya mendorong "revolusi" di Iran dengan dukungan AS.
"Salah satu misi saya adalah mengindentifikasi para orator, " kata Esfandiari dalam rekaman video tersebut.
Wanita Iran yang bekerja di Woodrow Wilson International Centre for Scholars di AS ini mengakui bahwa dia adalah "elemen" dari "revolusi" itu, "atas nama dialog, atas nama hak asasi manusia dan atas nama demokrasi. "
Sementara itu, Kian Tajbakhsh yang bekerja sebagai konsultan di Open Society Institute-lembaga yang didirikan oleh George Soros-dalam rekaman video tersebut mengatakan bahwa Islam menjadi target lembaga tempatnya bekerja.
"Peran Soros Center setelah runtuhnya komunisme, terfokus pada dunia Islam, " katanya sambil memegang sebuah catatan.
Tentang penayangan rekaman video itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Sean McCormack mengatakan bahwa ia tidak melihat tayangan tersebut. Namun ia mendesak agar Esfandiari dan Tajbakhsh segera dibebaskan.
"Mereka harus diizinkan untuk meninggalkan Iran dan kembali berkumpul dengan keluarga mereka, " kata McCormack. Ia menambahkan, jika keduanya tidak diizinkan meninggalkan Iran, berarti Iran sudah memberikan kesan yang negatif.
Sementara itu, Presiden Woodrow Wilson Centre, Lee Hamilton mengungkapkan, tuduhan-tuduhan yang ditujukan pada Esfandiari tidak masuk akal. Hamilton juga menyatakan bahwa Esfandiari di tahan dalam sebuah sel isolasi.
Sebelumnya, pemerintah Iran juga pernah menangkap dua orang AS asal Iran dengan tuduhan yang sama. Salah satunya dibebaskan dengan jaminan. Ramin Jahanbeglo, seorang penulis asal Iran yang tinggal di Kanada, sempat mendekam di penjara Iran selam empat bulan tahun 2006 lalu. Pengakuannya juga ditayangkan di rekaman video promosi acara televisi Iran itu. Dalam klip rekamannya, ia mengatakan, "Saya punya hubungan dengan institusi-institusi politik di AS. "
Pemimpin spritual Iran Ayatullah Ali Khomenei pernah mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan "revolusi" di Iran lewat dukungan AS, dengan menggunakan kaum intelektual dan warga Iran yang tujuannya menumbangkan pemerintahan Iran yang berkuasa saat ini. (ln/aljz)