TV Inggris Akan Tayangkan Reality Show "Mengenalkan Islam Pada Non-Muslim"

Stasiun televisi Inggris Channel Four, mulai bulan depan rencananya akan menayangkan program reality show. Program yang belum diberi nama itu, akan menampilkan bagaimana sejumlah non-Muslim dari beragam karakter dan berbagai latar belakang profesi, akan hidup di tengah kondisi "Islami" selama tiga minggu.

Lokasi acara itu mengambil tempat di kota Harrogate, sebuah kota terpencil North Yorkshire. Di mana jumlah warga Muslimnya sangat di kota ini hanya sekitar 311 orang dari total populasi 60. 000 jiwa.

Produser Eksekutif acara baru ini Narinder Minhas pada surat kabar Guardian mengatakan, dalam acara tersebut ia ingin mengeksplorasi bagaimana orang-orang kulit putih bersentuhan dengan ajaran agama yang selama ini hanya mereka dengar. Seorang imam Muslim akan mengajarkan para peserta acara itu, bagaimana menjadi seorang Muslim yang taat.

Di antara peserta acara reality show itu adalah seorang gay yang berprofesi sebagai penata rambut, seorang atheis yang bekerja sebagai sopir taxi dan seorang model yang gayanya glamor. Dalam acara itu, mereka misalnya akan diberitahu bahwa alkohol, homoseksual dan hubungan sex sebelum menikah, dilarang dalam agama Islam dan mereka harus mematuhinya.

Editor Channel Four bidang acara keagamaan Aaqil Ahmed tentang acara itu mengatakan, "Kita akan melihat apakah Islam bisa memberikan manfaat bagi setiap orang atau hanya akan menjadi pelengkap semata. "

"Kami tidak bermaksud untuk mengolok-ngolok seseorang dan kami tidak bermaksud mempermainkan agama. Tak ada seorang pun yang bisa menuduh kami melecehkan Islam, " ujarnya.

Pihak Channel Four belum menemukan kata yang tepat sebagai judul acara ini. Tapi sudah ada beberapa pilihan judul antara lain "Make Me A Muslim" dan "Shariah Street. "

Meski belum ditayangkan, acara ini sudah memicu kontroversi apakah Channel Four menayangkan kondisi yang sebenarnya dalam acara tersebut. Apalagi acara itu terkait dengan ajaran Islam dan umat Islam.

Salah seorang peserta acara tersebut Haylie Winter, 33, seorang konsultan kesehatan kulit di sebuah salon di Harrogate yakin para peserta dalam acara itu akan berpura-pura, karena mereka sedang difilmkan.

"Ada banyak argumen yang bodoh yang seharusnya tidak perlu terjadi. Saya merasa mereka melakukannya karena mereka ada di depan kamera. Kebanyakan peserta adalah orang-orang yang agresif dan konfrontatif. Mereka sebenarnya tidak terlalu mau mendengarkan apa yang diajarkan imam, " tukas Winter pada Guardian.

Di tengah kontroversi itu, para produser meyakinkan bahwa apa yang akan tampil di televisi adalah kejadian yang sebenarnya, dan bukan pura-pura. "Apa yang akan Anda saksikan akan ditampilkan apa adanya. Tidak ada rekonstruksi, " ujar Ahmed.

Di sisi lain, Winter mengakui bahwa ia mendapatkan pengalaman yang bermanfaat setelah selesai mengikuti acara reality show itu. Ia belajar banyak dari para mentor yang Muslim dan ia merasa lebih dekat dengan mereka dibandingkan dengan rekan-rekan peserta lainnya.

Meski menyatakan belum siap untuk masuk Islam, lewat acara itu ia mengakui bahwa agama memegang peranan penting untuk kehidupan. "Jika setiap orang memiliki pandangan yang lebih relijius dan bermoral dalam kehidupan ini, di mana mereka tidak minum minuman keras, berdoa dan selalu merenung, mungkin hidup akan lebih baik bagi setiap orang, " tandasnya. (ln/iol)