Orang-orang Uighur yang bisa berbahasa Turki telah memiliki ikatan budaya dengan Turki, sehingga Turki menjadi tujuan mereka untuk menghindari penganiayaan di wilayah Xinjiang di barat laut China. Namun, dalam pemberitaan Turki dituduh secara diam-diam mengembalikan warga Uighur ke China melalui negara ketiga.
Pada Rabu (30/12), Etnis Uighur berunjuk rasa untuk mengungkapkan ketakutan mereka tentang perjanjian ekstradisi tersebut. “Insya Allah, kami berharap negara kami tidak akan menyetujui hal seperti itu,” kata Omer Farah, seorang Uighur dengan kewarganegaraan Turki yang mengatakan bahwa anak-anaknya sedang ditahan di China.
“Tapi jika ya, kami sangat khawatir. Karena bagi China, 50 ribu orang Uighur yang tinggal di sini adalah penjahat,” jelasnya. (ROL)