Turki Peringatkan Kembali Rusia Soal Sukhoi Yang Kembali Langgar WIlayah Udaranya

BERLIN, GERMANY - FEBRUARY 04:  Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan speaks to supporters at a rally at Tempodrom hall on February 4, 2014 in Berlin, Germany. Turkey will soon face parliamentary elections and Erdogan is vying for the votes of expatriate Turks. Berlin has the highest Turkish population of any city outside of Turkey.  (Photo by Adam Berry/Getty Images)

Eramuslim.com – Tensi politik Turki dan Rusia kembali tegang, setelah sebuah jet tempur jenis Sukhoi Su-34 disebut Ankara melanggar batas wilayahnya pada Sabtu (30/1) sore waktu setempat. Beruntung, kali ini tidak ada insiden penembakan seperti pada 24 November tahun lalu.

Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan, mengecam pelanggaran wilayah udara Rusia yang kedua kalinya dalam lima bulan terakhir. “Rusia akan menerima akibatnya jika terus melakukan pelanggaran atas kedaulatan negara kami,” ujarnya seperti dilansir Kantor BeritaAFP, Minggu (31/1).

“Tindakan sembrono semacam itu tidak akan menguntungkan Federasi Rusia, hubungan Rusia dengan NATO, serta bagi perdamaian dunia,” imbuh Erdogan.

Tadi malam waktu Ankara, Duta Besar Rusia telah dipanggil oleh Menteri Luar Negeri Turki untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Dikonfirmasi terpisah, Moskow membantah klaim Turki. Data militer Negeri Beruang Merah mencatat tidak ada jet tempur yang beroperasi di sekitar perbatasan Suriah-Turki kemarin sore.

“Pernyataan Turki adalah sepenuhnya propaganda tanpa dasar,” kata Igor Konanshenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia.

Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sejauh ini mendukung klaim Turki selaku salah satu negara anggotanya. Ketua NATO, Jens Stoltenberg, mendesak Moskow untuk menyelidiki penyebab pelanggaran wilayah udara itu agar situasi tidak semakin memanas. NATO juga mengimbau kedua negara menahan diri.

“Insiden pelanggaran wilayah udara sebelumnya sudah menunjukkan betapa berbahayanya tindakan semacam itu,” ujarnya dalam jumpa pers di markas NATO, Kota Brussels.

NATO sebelumnya juga membela Turki, ketika pesawat Rusia ditembak jatuh karena melanggar wilayah. Insiden tahun lalu itu berbuntut panjang, karena Moskow tidak terima jet tempurnya dijatuhkan. Rusia menerapkan sanksi ekonomi kepada pemerintahan Erdogan. Presiden Rusia, Vladimir Putin, juga berulang kali menuding Turki bermain mata dengan ISIS dalam hal bisnis minyak.

Militer Rusia sejak September 2015 menerjunkan armada darat, laut, dan udara di Suriah untuk membantu Presiden Basyar al-Assad. Putin mengklaim kehadiran tentaranya demi mengalahkan ISIS. Namun data pemantau HAM serta lembaga independen menunjukkan jet Rusia lebih sering membombardir markas pemberontak Suriah dibanding menyerang markas militan khilafah.(ts/mdk)