Pucuk komando militer Turki mempensiunkan 40 jenderal dan laksamana yang saat ini sedang ditahan karena dakwaan kudeta.
Dewan Agung Militer negara itu, YAS, mengatakan 40 jenderal dan laksamana itu termasuk dalam 55 perwira tinggi yang dibebastugaskan melalui pensiun.
Sebagai gantinya YAS mempromosikan 47 kolonel menjadi jenderal dan laksamana dan keputusan YAS ini sudah disahkan oleh Presiden Abdullah Gul.
Tahun lalu upaya untuk mempromosikan para jenderal yang ditangkap itu sudah ditunda dan langkah terbaru ini tampaknya mempertegas posisi pemerintah terhadap mereka.
Sejak tahun 2008, ratusan perwira militer ditangkap dengan tuduhan berkompolot untuk menggulingkan pemerintah -yang dinilai berbasis partai Islam- yang dipimpin Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.
Selain perwira militer, sejumlah akademisi, wartawan, dan pengacara juga ikut ditangkap dan diselidiki karena tuduhan ikut dalam komploton militer yang inging mengkudeta pemerintah. Sebagian dari mereka masih menunggu proeses pengadilan dan bahkan beberapa malah belum didakwa secara resmi.
Penyelidikan atas kasus yang antara lain sering disebut dengan Ergenekon mencerminkan semakin berkurangnya pengaruh militer Turki, yang sebelumnya amat kuat.
Tahun lalu, Panglima Angkatan Bersenjata, Kepala Staf Angkatan Darat, Lautn dan Udara secara serempak mengundurkan diri karena perbedaan pandangan yang sudah berlangsung lama dengan Perdana Menteri Tayyip Erdogan.
Para pengkritik mengatakan dakwaan atas para perwira militer merupakan upaya politik pemerintah untuk memukul kubu sekular.
Militer Turki menempatkan diri sebagai penjaga prinsip sekularisme Turki, yang saat ini diperintah AKP yang berakar Islam. Sepanjang tahun 1960 hingga 1980, militer Turki menggelar tiga kudeta.
AKP dianggap sebagai penerus Partai Kesejahteraan yang beraliran Islam dan memimpin pemerintah Turki tahun 1996-1997. Namun pemerintahan pimpinan Partai Kesejahteraan mundur karena kampanye sekularisme yang dipimpin oleh kubu militer.(fq/bbc)