"Israel menghadapi bahaya kehilangan sekutu satu-satunya di wilayah ini dan penyumbang terbesar sejauh ini untuk perdamaian regional," kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan kepada Presiden AS Barack Obama dalam percakapan telepon satu jam.
"Langkah-langkah Israel itu akan membuat kami mengambil tindakan dalam beberapa hari mendatang yang akan menentukan posisi Israel di kawasan," kata perdana menteri Turki dikutip dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, Rabu (2/6).
Pada hari Senin, pasukan angkatan laut Israel menyerbu armada kebebasan Gaz, yang diselenggarakan bersama oleh Yayasan bantuan kemanusiaan Turki IHH, di perairan internasional, menewaskan sekitar 20 orang dan melukai puluhan lainnya.
Tindakan Israel itu menjadi peringatan akan adanya "kerusakan tidak dapat diperbaiki" antara hubungan Turki-Israel, Ankara sedniri langsung mengutuk serangan terhadap konvoi kemanusiaan tersebut, Ankara juga memanggil duta besarnya dari Tel Aviv dan membatalkan rencana latihan militer bersama dengan Israel.
Erdogan pada Selasa kemarin mendesak sanksi dunia internasional terhadap Israel, menyebut aksi militer Israel sebagai pembantaian "berdarah" dan mengecam Israel sebagai ‘borok’ di Timur Tengah yang menyebar kebencian dan permusuhan, bom waktu bagi perdamaian regional dan penyebaran ketidakstabilan.
Dalam percakapan telepon dengan Obama, Erdogan mengutuk serangan Israel pada kampanye bantuan sebagai "pelanggaran hukum yang tidak bisa diterima," ia juga menyerukan diakhirinya blokade terhadap Gaza dan menuntut semua aktivis yang ditahan oleh Israel segera dibebaskan.
Di bawah kemarahan dan protes yang meningkat di seluruh dunia, Tel Aviv bergegas mengusir ratusan aktivis kemanusiaan ke negara tetangganya Yordania. Para aktivis itu ditangkap di enam konvoi kapal, termasuk puluhan warga negara Turki, israel mengatakan pengusiran dimulai Selasa malam dan semua aktivis akan meninggalkan Israel dalam waktu 48 jam.(fq/prtv)