Turki Bombardir Wilayah Kurdistan di Utara Irak

Ketegangan antara Turki dengan kelompok bersenjata Kurdi di Irak, sudah tak terbendung lagi. Pesawat-pesawat tempur Turki dilaporkan mulai membombardir target-targetnya di wilayah utara Irak.

Kantor berita Turki Anatolia menyebutkan, pada Rabu (24/10) waktu setempat, pesawat-pesawat tempur angkatan udara Turki yang berasal dari basis angkatan udara Diyarbakir, menjatuhkan bom dan menghancurkan posisi Partai Buruh Kurdistan dan rute-rute yang biasa digunakan PKK di kawasan pegunungan.

Serangan udara, dilaporkan juga dilakukan di empat provinsi lainnya, Sirnak dan Hakkari yang berbatasan dengan Irak dan wilayah Siirt dan Van di dekat perbatasan Iran. Serangan tersebut melibatkan helikopter-helikopter tempur milik Turki.

Serangan yang dilakukan Turki diduga merupakan serangan balasan terhadap kelompok bersenjata Kurdi, setelah PKK menyerang dan menawan tentara Turki yang sedang berpatroli di perbatasan utara Irak. Akibatnya, 12 tentara Turki tewas dan delapan orang dilaporkan ditawan.

Saat pasukan udara Turki membombardir kelompok PKK, Dewan Keamanan Nasional Turki menggelar rapat di Ankara, membahas langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dewan Keamanan yang beranggotakan para politisi dan para panglima angkatan bersenjata, merekomendasikan agar pemerintah menerapkan sanksi ekonomi terhadap PKK yang selama ini dianggap telah memberikan bantuan bagi kelompok bersenjata Kurdi di utara Irak.

Namun, Aljzeera melaporkan, sejauh ini dari dalam negeri Turki belum muncul desakan agar pemerintah segera mengambil tindakan yang lebih keras.

Sementara itu, Presiden wilayah otonomi Kurdistan di utara Irak Massoud Barzani sedang membujuk PKK untuk menghentikan kampanye penggunaan senjata, saat serangan terjadi.

"Kami menyerukan PKK untuk menghentikan kekerasan dan kekuatan senjata sebagai model operasinya, " ujar Barzani.

"Kami tidak bisa menerima cara itu, berdasarkan komitmen kami pada konstitusi Irak. Wilayah Irak, termasuk wilayah Kurdistan tidak boleh digunakan sebagai basis untuk mengancam keamanan negara tetangganya, " sambungnya. (ln/aljz)