Artileri Turki menembaki posisi di dalam wilayah Suriah setelah tembakan meriam dari wilayah Suriah menewaskan lima orang di sebuah kota perbatasan di selatan Turki.
Seorang wanita dan tiga anaknya termasuk di antara mereka yang tewas akibat tembakan meriam yang dilakukan oleh pasukan pemerintah Suriah ke wilayah Akcakale.
Tembakan balasan Turki ini menandai untuk pertama kalinya Turki menembak ke wilayah Suriah selama pemberontakan 18-bulan melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Wilayah Turki beberapa kali terkena tembakan dari Suriah sejak pemberontakan terhadap Presiden Assad dimulai, tapi insiden Rabu kemarin (3/10) adalah yang paling serius.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan: “Angkatan bersenjata kita di wilayah perbatasan segera menanggapi serangan keji itu sejalan dengan aturan keterlibatan mereka.”
“Turki tidak akan pernah membiarkan provokasi yang dilakukan oleh rezim Suriah terhadap keamanan nasional kita.”
Suriah mengatakan pihaknya sedang mencari asal dari tembakan lintas perbatasan yang menghantam Akcakale. Menteri Informasi Suriah Omran Zoabi menambahkan: “Suriah menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga korban dan teman-teman kami rakyat Turki.”
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu langsung menghubungi Sekjen PBB Ban Ki-moon, utusan perdamaian PBB untuk Suriah Lakhdar Brahimi dan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen setelah insiden tersebut.
Ban sendiri mendesak Damaskus untuk menghormati kedaulatan teritorial negara tetangganya, mengatakan insiden lintas-perbatasan “menunjukkan bagaimana konflik Suriah mengancam tidak hanya keamanan rakyat Suriah tetapi semakin menyebabkan kerugian kepada negara tetangganya”.
Rasmussen mengatakan kepada menteri luar negeri Turki bahwa ia mengutuk keras insiden itu, juru bicara NATO mengatakan.
Rasmussen telah berulang kali mengatakan bahwa NATO tidak berniat campur tangan di Suriah, tetapi siap untuk membela Turki jika diperlukan.(fq/bbc)