Turki akan menandatangani pakta militer dengan Mesir setelah memutuskan hubungan kerjasama dengan Israel. Langkah yang diambil Turki itu bertujuan memperluas pengaruhnya ke seluruh kawasan Timur Tengah. Nampaknya langkah strategis Turki akan tercapai dalam dekade terakhir ini.
Sebuah aliansi strategis dibidang militer dan ekonomi antara Turki dengan Mesir, akan terwujud serta ditandatangani oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. Kesepakatan itu akan berlangsung saat kunjungan Erdogan ke Kairo Senin depan. Ini merupakan kunjungan pertama seorang perdana menteri Turki dalam waktu 15 tahun.
Mesir di bawah Presiden Hosni Mubarak selalu menolak tawaran Turki. Mubarak memandang Erdogan dengan sangat negatif. Turki dipandang sebagai penyelundup di wilayah Mesir, dan Saudi Arabia. Tetapi, Pemerintah Mesir yang baru, bagaimanapun, tampaknya bersemangat untuk mengembangkan hubungan yang strategis dibidang militer dan ekonomi dengan Turki.
Erdogan membuat posisinya jelas. Pembatalan semua tingkat kerjasama dengan Israel, bukan masalah pribadi antara dirinya dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, melainkan demi kepentingan nasional Turki.
Erdogan memutuskan semua kerjasama dibidang industri pertahana, ekonomi, dan sosial dengan Israel, Selasa. Keputusan itu sudah difinitif. Tidak akan diubah. Hal itu sudah disampaikan oleh Erdogan kepada wartawan di Ankara. "Turki akan membatalkan hubungan militer dan komersial", ujarnya.
Langkah yang diambil oleh Erdogan yang membangun kerjasama strategis dibidang militer dan ekonomi didukung oleh para pemimpin senior Partai Keadilan dan Pembangunan.
Prof Aysan Dey dari Ankara menyatakan Israel harus siap dengan fakta bahwa ini adalah "Turki baru," bahwa Israel harus menyadari ini bukan periode 1990-an, ketika Israel mempertahankan hubungan kerjasama dengan pemerintah Turki dan tentara Turki , "dan menunjukkan kebencian terhadap apa yang masyarakat inginkan", ujarnya. (mh/hartz)