Beji Caid Essebsi, kandidat dari partai sekuler Tunis , dinyatakan sebagai pemenang dalam pemilihan Presiden Tunisia pada hari Senin, 22 Desember , ia menjadi presiden terpilih pertama di negara Afrika Utara sejak Musim Semi Arab tahun 2011.
“Kami berhasil sebagai hasil dari perjuangan kita,” kata Essebsi .
“Pemilihan ini hanya satu putaran, tetapi pertempuran untuk membangun Tunisia baru saja dimulai,” tambahnya.
Menurut hasil akhir yang dikeluarkan oleh kepala komisi pemilihan, Essebsi meraih 55,68% suara di hari Minggu mengalahkan presiden incumben dari Islamis, Moncef Marzouki (44,32%).
Marzouki tidak membuat pernyataan langsungnya , tetapi halaman Facebook resmi tim kampanyenya mengucapkan selamat kepada Essebsi atas kemenangan.
Beji Caid Essebsi, Pengacara yang 88 tahun dan politisi lulusan hukum di Paris
Pernah menjabat Menteri Dalam Negeri di bawah Habib Bourguiba, presiden pertama Tunisia setelah kemerdekaan
Pernah juga menjadi Ketua parlemen di bawah mantan Presiden Zine el-Abedine Ben Ali
Pernah menjadi Perdana Menteri interim tahun 2011 setelah pemberontakan Arab spring
Pendiri partai sekuler , partai Nidaa Tounes 2014
Ia didukung pula oleh Serikat Buruh dan beberapa kelompok bisnis
Begitu Essebsi menyatakan kemenangan , ratusan pendukung gembira nya berbondong-bondong ke jalan-jalan untuk merayakan kemenangannya.
“Saya mendedikasikan kemenangan saya untuk para martir dari Tunisia,” kata Essebsi setelah pemungutan suara ditutup pada hari Minggu.
“Saya berterima kasih kepada Marzouki, dan sekarang kita harus bekerja bersama tanpa kecuali siapa pun.”
Munculnya partai Nidaa Tounes menandakan kemenangan sekuler .
Setelah Mesir, Sekuler dan militernya menguasai paksa perpolitikan dan kekuasaan di Mesir, kini Tunisia ditandai kemenangan politisi Tunisia yang berusia 88 tahun menduduki kursi Presiden Tunisia ini dikritisi akan menandai kembalinya kekuatan rezim lama sebelum Arabspring . (OI/KH)