Presiden Tunisia Zine El Abidin Ben Ali memberikan pengampunan pada tokoh-tokoh Islamis di negeri itu yang selama ini mendekam dalam penjara.
Menurut seorang sumber dari kalangan penegak hukum di Tunisia, presiden telah mengeluarkan surat keputusan pengampunan bagi 21 tokoh Islamis dari gerakan El Nahdha. Selain pengampunan, Presiden Ben Ali juga memberikan pembebasan bersyarat pada 21 tahanan yang divonis hukuman penjara atas tuduhan melakukan serangan dan aksi-aksi kekerasan.
Masih menurut sumber yang sama, mereka adalah kelompok tahanan terakhir dari gerakan El Nahdha yang dibebaskan lewat pengampunan, pembebasan bersyarat atau sudah menjalani masa hukuman. "Presiden memberikan pengampunan dan pembebasan bersyarat pada mereka, dalam rangka perayaan 23 tahun kekuasaan presiden," kata sumber tadi pada Middle East Online.
Diantara tahanan yang dibebaskan, delapan diantaranya adalah tahanan yang dituduh sebagai pimpinan El-Nahdha dan dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 1991, dengan tuduhan melakukan rencana kudeta dengan kekerasan di Tunisia.
Pemerintah Tunisia sendiri sudah membubarkan gerakan El Nahdha dan pimpinan utamanya Rached El Ghannouchi kini hidup dalam pengasingan di London. Sejak tahun 2004, ratusan pendukung El Nahdha dibebaskan lewat keputusan pengampunan dari presiden yang biasanya dikeluarkan pada hari-hari besar nasional Tunisia atau hari besar keagamaan. Oleh pemerintah Tunisia, para pendukung El Nahdha tidak dianggap sebagai tahanan politik.
Sementara itu, organisasi-organisasi hak asasi manusia di Tunisia pekan ini mengatakan bahwa sekitar 20 orang yang terlibat dalam aksi protes bulan Juni kemarin di Gafsa, selatan Tunisia juga akan segera dibebaskan. (ln/mol)