Serangan udara pasukan koalisi AS kembali menewaskan warga sipil di Afghanistan. Kali ini korbannya bukan hanya dari kalangan pejuang, tapi juga tujuh anak-anak Afghan.
Mereka menjadi korban ketika pesawat-pesawat tempur pasukan koalisi AS, memuntahkan amunisinya dalam serangan ke sebuah rumah yang dicurigai menjadi markas anggota al-Qaidah di selatan Afghanistan.
Pihak pasukan koalisi mengklaim punya "informasi intelejen yang bisa dipercaya" bahwa ada sejumlah pejuang, anggota al-Qaidah yang bersembunyi di rumah yang merangkap sebagai sekolah agama, yang berlokasi di provinsi Paktika itu. Mereka menyatakan sudah memastikan adanya aktivitas-aktivitas kejahatan di lokasi tersebut, sebelum akhirnya mendapatkan persetujuan untuk melakukan serangan.
Pasukan koalisi mengakui adanya tujuh anak-anak yang tewas akibat serangan mereka. Namun Juru bicara pasukan Mayor Chris Belcher malah menuduh kelompok militanlah yang telah menyebabkan anak-anak itu tewas.
"Laporan awal menyebutkan, ada tujuh anak-anak di madrasah yang tewas akibat serangan kami. Kami sedih atas jatuhnya korban warga tak berdosa, mereka kehilangan nyawa karena sikap pengecut para militan, " tutur Belcher.
Peristiwa ini merupakan peristiwa yang kesekian kalinya, di mana serangan pasukan asing telah menyebabkan warga sipil Afghanistan tewas. Menurut laporan warga dan pemerintah Afghanistan, dalam beberapa bulan terakhir ada sekitar 120 warga sipil yang terbunuh oleh pasukan asing.
Kasus-kasus ini memicu aksi protes yang mendesak agar Presiden Afghanistan Hamid Karzai mundur dari jabatannya dan penarikan pasukan AS di Afghanistan, meski Karzai sendiri berulang kali menyatakan bahwa aksi-aksi pembunuhan itu tidak bisa diterima. (ln/aljz)