Australia akhirnya mencabut tuduhan terhadap Muhammad Haneef, seorang dokter berusia 27 tahun asal India, yang dituding terlibat dalam upaya serangan bom di Inggris. Tuduhan itu dicabut setelah seorang jaksa penuntut senior melakukan kajian atas kasus tersebut.
Direktur Kantor Kejaksaan Wilayah Brisbane Damian Bugg, mengatakan, setelah melakukan kajian dan berdasarkan bukti-bukti yang ada, ternyata tidak ada unsur yang bisa dijadikan alasan atas tuduhan tersebut. Sehingga pihak kejaksaan menarik kasus tersebut dari pengadilan Brisbande, Jumat (27/7).
"Menurut pandangan saya dalam kasus ini, telah dilakukan sebuah kesalahan. Saya sekarang akan mengambil langkah untuk meneliti bagaimana kesalahan ini bisa terjadi, " Bugg.
Haneef dituduh terlibat rencana serangan teroris, karena telah memberikan simcard telepon selularnya pada seorang kerabatnya, yang kemudian dituduh terlibat dalam rencana serangan bom ke London Tengah dan bandara Glasgow. Namun Haneef menolak semua tuduhan itu.
Kepolisian Federal Australia (AFP) juga menuai kritik dalam menangani kasus ini. Komisaris AFP Mick Keelty mengatakan, meski kasusnya dibatalkan, tapi keputusan untuk mencabut visa Haneef, tidak akan diubah.
"Masalah ini masih diinvestigasi. Prosesnya rumit dan AFP akan terus bekerja dengan kolega-koleganya di Inggris untuk secara penuh menggali bukti-bukti dan mengungkap fakta-fakta, " kata Keelty.
Setelah ditangkap pada tanggal 2 Juli kemarin, kementerian imigrasi Australia langsung menahan visa Haneef. Belum jelas apakah Haneef akan tetap menghadapi ancaman deportasi atau akan diizinkan menetap dan mengajukan banding atas pembatalan visanya.
Australian Broadcasting Corporation melaporkan, kuasa hukum Haneef mengatakan, mereka akan melawan segala upaya deportasi. (ln/aljz)