Selama ini, AS masih mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi atas China karena perlakuan mereka terhadap Muslim Uighur. Kelompok minoritas itu dilaporkan dipaksa masuk ke kamp-kamp di mana mereka dicekoki paham komunisme.
Namun, AS tak kunjung mengambil keputusan terkait sanksi itu karena khawatir akan aksi balas dendam dari China. Relasi kedua negara sendiri sudah memanas akibat perang dagang.
Tak hanya yang termarjinalkan di China, sejumlah kelompok lain juga menjadi tamu undangan dalam pertemuan dengan Trump kali ini, termasuk Muslim Rohingya dari Myanmar.
Sehari sebelum pertemuan ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengumumkan sanksi tambahan atas Panglima Militer Myanmar, Min Aung Hlaing, yang diduga bertanggung jawab atas pembantaian Rohingya.
Di luar China dan Myanmar, korban persekusi lainnya dari Vietnam, Korea Utara, Iran, Turki, Kuba, Eritrea, Nigeria, Sudan, hingga Afghanistan turut meramaikan pertemuan tersebut.
Duta Besar AS untuk Urusan Kebebasan Beragama, Sam Brownback, mengatakan bahwa pemerintahannya akan mengumumkan “langkah lanjutan” untuk menjamin kebebasan beragama dalam rapat di Kementerian Luar Negeri pada hari ini. (jft/CNN)