Eramuslim.com – Sebuah studi menyebut kebijakan larangan Muslim Presiden Donald Trump memperburuk situasi islamofobia di Amerika Serikat. Trump membatasi pengunjung dan calon pengungsi dari enam negara mayoritas Muslim awal tahun lalu.
Para kritikus khawatir hal itu memicu gelombang tambahan islamofobia di seluruh Amerika Serikat. Hal itu juga mengintensifkan sentimen anti-Islam yang sudah sangat jelas dalam kampanye Trump.
Pada Rabu (10/1), media lokal Vox menyebut kebijakan itu membuat islamofobia menjadi panduan resmi kebijakan imigrasi Amerika. “Kebijakan ini melegitimasi xenofobia dan rasialisme,” katanya.
Ini dimanfaatkan Trump untuk memenangkan kursi kepresidenan. Strategi Trump telah terbukti efektif. Larangannya telah menggembar-gemborkan sebuah gelombang baru insiden islamofobia di Amerika. Menurut Council on American Islamic Relations, 2017 menjadi salah satu tahun terburuk di Amerika untuk umat Islam.
Kekerasan anti-Islam dan ujaran kebencian terhadap Muslim meningkat melebihi tahun setelah serangan 9/11. Sebuah studi yang diterbitkan pekan ini di jurnal Political Behavior menunjukkan larangan Muslim Trump memiliki kenaikan yang tidak terduga.
Studi digawangi ilmuwan politik Loren Collingwood, Nazita Lajevardi dan Kassra A.R. Oskooii dari University of California Riverside, Michigan State University dan University of Delaware. Para penulis menemukan wacana nasional tentang larangan Muslim juga mendorong beberapa responden mengubah sikap mereka terhadap Muslim.
“Pada akhirnya menyebabkan banyak orang Amerika yang sebelumnya mendukung atau bersikap netral terhadap isu larangan Muslim Trump jadi melawannya,” kata mereka.