Terjadi ledakan dahsyat mengguncang ibukota Libya, Tripoli, memasuki malam ketiga serangan pasukan koalisi Barat, sementara itu pasukan yang setia Muammar Gaddafi berusaha menghalau serangan baru dari koalisi Barat yang menegakkan zona larangan terbang di negara itu.
Tembakan dan api anti-pesawat juga menerangi langit malam pada hari Senin di dan sekitar ibukota, di mana dua ledakan besar terdengar sekitar 10 menit , pada pukul 10 gmt, ujar Anita Mc Naught, dari Jazeera Anita McNaught, yang melaporkan dari Tripoli.
Dibagian lain, pasukan dua basis angkatan laut yang berada di luar kota itu dilaporkan telah meneghentikan akis pemogokan, tambahnya.
"Kita melihat area pelabuhan terbakar, dan di area pelabuhanaitu terjadi dua ledakan yang dahsyat. Pemadam kebakaran bekerja keras memadamkan api", tambah Anita.
"Malam ini tampaknya serangan koalisi Barat menargetkan basis niliter yang ada di pelabuhan yang menjadi basis pertahanan pasukan Gaddafi, serangan juga terhadap bandara di Sirte yang merupakan kampung halaman", tambah Anita.
Mussa Ibrahim, juru bicara pemerintah, mengatakan dalam konferensi pers bahwa pemboman koalisi telah membunuh warga sipil di daerah pelabuhan dan di bandara Sirte, dan membombardir kota selatan Sebha, sebuah benteng suku Guededfa Gaddafi.
Sementara itu, pasukan koalisi internasional dilaporkan menyerang instalasi radar di dua basis pertahanan udara milik pasukan Gaddafi di Benghazi di Libya timur.
Perkembangan datang sebagai Dewan Keamanan PBB menolak permintaan Libya untuk melakukan pertemuan darurat untuk menghentikan apa yang disebutnya "agresi militer" oleh pasukan koalisi tiga hari setelah mereka mulai meluncurkan serangan bertujuan melumpuhkan pertahanan udara Libya.
Juru bicara pemerintah Libya Ibrahim berkata Misurata, 214km kota ketiga Libya timur Tripoli, adalah "dibebaskan tiga hari yang lalu" dan bahwa pasukan Gaddafi sedang memburu "elemen teroris".
Namun juru bicara bagi para pejuang oposisi di kota itu mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa oposisi tetap mengontrol kota itu, meskipun adanya serangan oleh loyalis Gaddafi, yang menggunakan tank dan menenmpatkan penembak jitu di atap untuk menembak orang di jalanan.
"Puluhan korban yang jatuh," oleh penembak jitu, dan pasukan Gadhafi "menembaki para demonstran", kata jurubicara oposisi itu.
Di Misurata mengkonfirmasi korban tewas 40 dan mengatakan sedikitnya 300 orang telah terluka.
Juru bicara oposisi mengatakan, pasukan Gaddafi "telah mengambil posisi di sepanjang jalan utama di mana mereka telah mengerahkan tiga tank, serta penembak jitu di atas atap", ujar mereka.
Dikabarkan pula komplek al-Aziziyah, yang menjadi tempat tinggal utama Gadhafi telah hancur diserang oleh pasukan koalisi Barat, yang terus menembakkan rudal jelajah (Tom Hawk).
Sementara itu, pasukan Gadhafi yang mendapatkan hantaman rudal, meninggalkan pengepungan pusat oposisi kota Benghazi dan bergerak ke arah barat, menuju Tirpoli.(mh/aljz)
"