PM Inggris demisioner Tony Blair menjelang akhir masa jabatannya, mengungkapkan apresiasinya terhadap warga Muslim di Inggris. Ungkapan itu ia sampaikan dalam pidato pembukaan pertemuan ulama dan cendikiawan Muslim se-dunia dengan para pejabat pemerintah Inggris di London.
"Hari ini, saya ingin menyampaikan penghormatan pada komunitas Muslim di Inggris. Kita memiliki umat Islam yang sukses di berbagai bidang dalam kehidupan berbangsa kita, " ujar Blair dalam pidatonya.
Pada kesempatan itu Blair juga berjanji akan menyediakan dana sebesar satu juta poundsterling untuk memajukan pengajaran Islam di universitas-universitas di Inggris. Blair menyatakan janji itu, untuk merespon hasil kajian komisi pemerintah yang mengkritik kualitas pengajaran agama Islam di kampus-kampus.
"Kami akan menindaklanjuti rekomendasi-rekomendasi Dr. Siddiqui dan kami akan menyediakan sejumlah dana yang cukup besar sebagai bukti komitmen kami, " tukas Blair menyebut nama Dr Ataullah Siddiqui yang ikut dalam pengkajian itu dan hadir dalam konferensi.
Pada bulan April kemarin, pemerintah Inggris sudah memberikan dana bantuan untuk program pelatihan bagi para imam yang berasal dari kalangan Muslim Inggris sendiri. Dana sebesar enam juta poundsterling akan digunakan untuk program "Hearts and Minds" berupa pendidikan "kepemimpinan sipil" di universitas dan institusi-institusi pendidikan tinggi di Inggris.
Lebih dari 30 negara mengirimkan perwakilannya-terdiri dari pemuka agama dan politisi dalam konferensi bertema "Islam and Muslim in the World Today", di Cambridge University.
Konferensi dua hari ini akan membahas tentang hubungan Islam dengan masyarakat Barat saat ini dan menggali berbagai cara untuk meningkatkan rasa saling memahami antara Muslim dan non-Muslim.
"Ada kebutuhan mendesak bagi Islam dan budaya tradisional Kristen untuk saling memahami, khususnya dalam perspektif keagamaan, " kata Profesor David Ford dari Program Antar Agama di Cambridge University.
Sementara itu, PM Inggris demisioner Tony Blair menyatakan, "Sejumlah ulama dan pemuka agama dari seluruh dunia sedang berkumpul di sini. Saya minta masyarakat di negeri ini dan di mana saja, mendengarkan apa kata mereka. Mereka suara Islam yang sebenarnya. "
Motif Politik
Meski demikian, penyelenggaraan konferensi itu bukan tanpa kritik dari kalangan Muslim. Nazir Ahmad, anggota parlemen dari Partai Buruh menuding ada motif politik di balik penyelenggaraan konferensi itu.
"Konferensi itu diadakan di Cambridge University, tapi diorganisir oleh Downing Street (kantor perdana menteri), departemen luar negeri dan departemen kemasyarakatan, " kata Ahmad.
Menurutnya, konferensi itu sengaja digelar untuk "mengeluarkan" warga Muslim yang tidak setuju dengan kebijakan pemerintah dan Blair sedang melakukan taktik "pecah belah dan pengendalian", karena sejumlah organisasi Muslim yang cukup menonjol tidak diikutsertakan dalam konferensi tersebut, misalnya Muslim Council of Britain, organisasi payung warga Muslim di Inggris.
"Ini gaya pemerintahan kolonial, " kata Ahmad. (ln/iol)