Presiden Suriah Bashar al-Assad pada hari Kamis ini (8/11) menolak seruan bahwa ia harus mencari jalan keluar yang aman, sembari bersumpah dia akan hidup di Suriah dan mati di Suriah dalam sebuah wawancara dengan saluran internasional RT yang didukung Rusia.
“Saya bukan boneka. Saya tidak dibuat oleh Barat untuk pergi ke Barat atau ke negara lain,” kata Assad, yang menghadapi pemberontakan hampir 20-bulan terhadap pemerintahannya.
“Saya warga Suriah, saya dibuat di Suriah, saya harus hidup di Suriah dan mati di Suriah,” ujarnya.
Sebelumnya Perdana Menteri Inggris David Cameron pada Selasa lalu melayangkan gagasan pemberian jalan aman keluar untuk Assad, mengatakan hal itu “bisa diatur” meskipun ia ingin pemimpin Suriah tersebut menghadapi pengadilan internasional.
Assad juga memperingatkan terhadap intervensi asing dalam menangani eskalasi konflik Suriah, mengatakan langkah tersebut akan memiliki konsekuensi global dan mengguncang stabilitas regional.
“Kami adalah benteng terakhir dari sekularisme dan stabilitas di kawasan … langkah itu akan memiliki efek domino yang akan mempengaruhi dunia dari Atlantik ke Pasifik,” imbuhnya.
“Saya tidak berpikir Barat akan campur tangan, tetapi jika mereka melakukannya, tak seorang pun bisa mengatakan apa yang terjadi berikutnya,” kata Assad.
Dalam video terpisah dari wawancara, Assad juga mengatakan: “Harga invasi ini, jika itu terjadi, akan menjadi besar, lebih dari seluruh dunia bayangkan.”
Banyak oposisi Suriah, termasuk pemberontak bersenjata melancarkan pertempuran sengit dengan pasukan pro-rezim, telah mendesak masyarakat internasional untuk campur tangan untuk menghentikan pertumpahan darah yang semakin meningkat di negara yang kelompok HAM katakan telah menewaskan lebih dari 37.000 orang.(fq/afp)