Seruan untuk membuka pintu dialog terus mengepung Presiden Palestina Mahmud Abbas. Ya, pintu dialog yang telah dinyatakan Abbas tertutup untuk Hamas, saat ini tengah mengalami tekanan kuat dari sejumlah tokoh Islam maupun pemerintahan Arab.
Terakhir, seruan dialog itu meluncur dari Presiden Mesir Husni Mubarak dalam pelaksanaan pertemuan puncak empat negara Arab di Sharm Syaikh, yang dimulai sejak 25 Juni 2007. Tapi sampai saat ini, Abbas masih tetap tak bergeming pada sikapnya yang menutup kemungkinan dialog dengan Hamas.
Mubarak mengatakan, “Penyelesaian semua perbedaan dan persatuan barisan bisa dilakukan melalui sikap kembali pada meja dialog dan mencari titik temu atas nama rakyat dan masalah Palestina. Ini adalah keniscayaan yang tak boleh ditunda.”
Namun pernyataan Mubarak disambut oleh Dubes Paletina di Kairo, Mundzir Dajani, yang mengatakan, “Abu Mazen takkan memberikan Fatah yang dipimpinnya untuk menyepakati dialog dengan Hamas kecuali setelah Hamas meminta maaf atas kudeta yang dilakukannya, dan menyerahkan semua gedung keamanan di Ghaza, termasuk istana Presiden Palestina, kemudian mengakui eksistensi pemerintahan darurat yang dibentuk Abu Mazen. ”
Mashir Mashri, jubir Hamas mengatakan bahwa Hamas tak bisa menyerahkan sejumlah lokasi itu kecuali dengan kembali pada kesepakatan Makkah yang berarti pengamanan harus dikembalikan kepada angkatan bersenjata nasional bukan pada kelompok kelompok bersenjata tertentu. ” Sejak Hamas menguasai Ghaza, 14 Juni lalu, para pemimpin Hamas sudah mengajukan pernyataan berulangkali untuk membuka dialog dengan Fatah guna menyelesaikan konflik politik yang ada di antra mereka. Tapi Abbas mengatakan, ‘Tidak ada dialog dengan para pembunuh dan perancang kudeta.’ ”
Selain Mubarak, Menlu Rusia Mikhael Kamenein juga menyatakan mendukung dialog yang dilakukan Abbas dengan kelompok Hamas. Dalam sebuah wawancara, Mikhael mengatakan, “Termasuk perhatian dan bantuan untuk menghentikan konflik internal di Palestina, membantu kembalinya persatuan di Palestina sebagai langkah prioritas."
Ia menambahkan, “Kemungkinan itu semua hanyalah melalui dialog politik bersandar pada prinsip negara kwartet dan semua pihak harus meninggalkan semua aktifitas yang bisa memicu pertentangan dan kekacauan. ”
Di level masyarakat, tidak sedikit pula rakyat Palestina yang meminta Fatah dan Hamas mau berdialog, menyingkirkan kepentingan kelompok dan berpijak pada kepentingan nasional melalui dialog nasional.
Syaikh Yusuf Qaradhawi dari Persatuan Ulama Isam Internasional juga menyerukan kepada Presiden Abbas untuk dialog dengan Hamas. “Saya meminta Saudara Mahmud Abbas, dan saya kenal dengannya lebih dari 50 tahun, saya minta dia untuk menunjukkan bahwa dia adalah presiden bagi semua rakyat Palestina, bukan hanya pemimpin Fatah saja. Mereka semua adalah anak-anaknya, jadi harus dilakukan dialog dengan semuanya, ” pinta Syaikh Qaradhawi (na-str/iol)