Tokoh Gerakan Anti Syariah Islam di Amerika Serikat

Seorang mantan pilot pesawat tempur bernama Rick Womick, mengatakan ia telah mempelajari Alquran. Dia menyatakan bahwa Syariah, aturan Islam yang mengatur keyakinan dan amal bagi tiap Muslim, bukan hanya merupakan ungkapan iman tetapi suatu sistem politik dan hukum yang berusaha menguasai dunia.

Peringatan Womick, 53, dan dengan tiba-tiba, menyatakan, "Ini bukan apa yang saya sebut ‘Apa yang harus anda lakukan kepada mereka."

Peringatan serupa dikeluarkan di seluruh Amerika Serikat oleh para kandidat presiden dari Partai Republik, para pejabat dan para aktivis memobilisasi melawan apa yang mereka gambarkan sebagai ancaman hukum Islam di Amerika Serikat.

Sejak tahun lalu, lebih dari dua lusin negara bagian telah mempertimbangkan langkah-langkah untuk membatasi hakim dari konsultasi syariah, atau hukum asing dan agama yang lebih bersifat umum. Sejauh ini telah diberlakukan undang-undang diberlakukan di tiga negara sejauh ini.

Pemilih di Oklahoma sangat menyetujui amandemen konstitusi November lalu bahwa melarang penggunaan hukum Islam di pengadilan. Dan pada Juni, Tennessee meloloskan Undang-undang antiterorisme, dan dalam perubahan itu Jaksa Agung berhak menunjuk kelompok-kelompok Islam yang dicurigai melakukan kegiatan yang dianggap teroris itu sebagai "organisasi Syariah."

Sesungguhnya, faktor pencetus lahirnya gerakan anti Syariah itu, bermula dari sebuah pertemuan yang memicu gerakan anti-syariah, terutama kontroversi dibangunnya Pusat Islam yang dibangun di dekat Ground Zero di New York. Kekhawatiran tentang aksi terorisme dan munculnya Tea Party (Partai Republik).

Gerakan anti Syarih itu, dilatar belakangi kalangan Yahudi dan Lobbi Yahudi di Amerika, dan bermula dari pertemuan lima tahun lalu di Crown Heights, Brooklyn, di kantor pengacara kurang dikenal, David Yerushalmi, seorang Yahudi 56 tahun Hasid (imigran Yahudi Eropa),dan terus membuat pernyataan kontroversial tentang ras, imigran dan Islam.

Meskipun, tokoh anti Syariah Islam ini, sangat kurang memahami soal hukum Islam. Tetapi, Yerushalmi terus melakukan kampanye negatif, dan menjaid Syariah Islam itu sebagai ancaman masa yang sangat menakutkan bagi rakyat Amerika. Yerushalmi menggunakan media Amerika Serikat untuk membuat opini secara massif. Sehingga menimbulkan rasa takut dikalangan rakyat Amerika Serikat.

Yerushalmi dengan dukungan kader-kader yang Yahudi konservatif, dan mereka yang berada di bidang kebijakan publik,serta lembaga militer, dan sejumlah mantan dan pejabat intelijen, Yerushalmi telah membuat laporan yang dibiayai oleh swasta. Yerushalmi telah mengajukan tuntutan hukum terhadap pemerintah dan merancang undang-undang model yang baru-baru ini, yang sekarang melanda seluruh Amerika Serikat – semua dengan tujuan melarang dan menjadikan Syariah sebagai salah satu ancaman terbesar bagi kebebasan Amerika pasca Perang Dingin.

Pesan yang disampaikan sangat jelas. Di antara mereka yang sekarang bergema adalah pandangan Yerushalmi dan tokoh-tokoh terkemuka di Washington seperti R. James Woolsey, mantan direktur CIA, dan para kandidat presiden partai Republik Newt Gingrich dan Michele Bachmann, yang bulan ini menandatangani janji untuk menolak hukum Islam, menyerupakan tindakan secara "totaliter" sebagai wujud kontrol terhadap ancaman dari Syariah Islam.

Namun, semua semangat gerakan ini bisa dibilang diarahkan pada masalah yang lebih bersifat ilusi belaka, dibandingkan dengan fakta yang sebenarnya. Kalangan Yahudi dan Lobbi Yahudi Amerika Serikat, berusaha menjadikan Syariah Islam sebagai "kambing hitam" dan "ancaman", di saat mereka sudah kehilangan pengaruh, dan tidak lagi dapat menutupi kejahatannya yang telanjang di Palestina.

Karena, faktanya para pemimpin Muslim Amerika belum nampak secara massal untuk memajukan hukum Islam. Sebaliknya, mereka mengatakan, Muslim memilih mendapatkan jenis pijakan seperti di Eropa. Di mana kebijakan multikultural telah memungkinkan untuk mengakomodasi hukum Islam.

"Sebelum kereta terlalu jauh berjalan, saatnya untuk memasang blok," kata Guy Rodgers, direktur eksekutif dari ACT untuk Amerika, salah satu organisasi terkemuka mempromosikan undang-undang yang disusun oleh Yerushalmi.

Efek yang lebih nyata dari gerakan ini, mengatakan, adalah penyebaran pesan yang sifatnya peringatan dini terhadap ancaman Islam – mirip dengan jenis retorika yang sama yang muncul dan telah mempengaruhi Anders Behring Breivik (seorang penganut Mason), yang menjaid tersangka dalam serangan menewaskan 90 orang dan puluhan lainnya yang luka, di Norwegia pada 22 Juli. Kampanye anti-syariah, kata mereka, tampaknya menjadi tujuan itu sendiri, yang bertujuan agar umat Islam di pinggirkan dari kehidupan rakyat Amerika Serikat.

"Faktanya adalah tidak ada pengambilalihan Syariah di Amerika," kata Salam Al-Marayati, presiden dari Muslim Public Affairs Council, salah satu organisasi Muslim yang mulai menolak serangan kaum Yahudi dan Lobbi Yahudi di Amerika Serikat. "Ini murni soal politik untuk menciptakan ketakutan dan histeria", ujarnya.

Penyelenggara gerakan Anti-Syariah akan terus maju dengan rencana untuk memperkenalkan versi undang-undang Yerushalmi kepada setengah lusin negara bagian di Amerika Serikat.

Dampak hukum gerakan tidak jelas. Seorang hakim federal diblokir ketka akan melakukan amandemen di Oklahoma setelah wakil dari Dewan Hubungan Amerika-Islam, sebuah kelompok advokasi Muslim, menggugat negara, dan mengklaim tinakan itu merupakan pelanggaran konstitusional tentang kebebasan beragama. (mh/nt)