Laporan terbaru organisasi sosial Save the Children menyebutkan, tingkat kematian anak-anak di Irak meningkat tajam akibat perang dan sanksi yang berlangsung selama puluhan tahun.
Menurut laporan tersebut, sejak tahun 1990, tingkat kematian anak-anak di Irak melonjak tinggi hingga mencapai 125 persen, tingkat kematian paling tinggi yang pernah terjadi di dunia.
Data organisasi itu menunjukkan, di era tahun 1990-an, tingkat kematian anak usia di bawah lima tahun di Irak adalah 50 dari seribu kelahiran. Dan pada tahun 2005, jumlah kematian anak balita mencapai 125 dari seribu kelahiran.
Sanksi dunia international terhadap pemerintahan Saddam Hussein pascainvasi Irak ke Kuwait pada tahun 1990-an sampai tahun 2003 ketika AS mulai menginvasi Irak, juga telah menyebabkan meningkatnya tingkat kematian anak-anak di Negeri 1001 Malam itu. Belum diketahui secara persis berapa jumlah anak-anak yang meninggal dunia karena sanksi tersebut. Namun laporan Dana Anak PBB (Unicef) tahun 1990-an mempekirakan bahwa antara tahun 1991 dan 1998, terdapat 500 ribu kematian.
Denis Halliday, kordinator bantuan kemanusiaan PBB yang mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas sanksi itu pernah mengatakan, "Kami sedang dalam proses menghancurkan seluruh masyarakat, sedemikian gampang dan mengerikannya. Tindakan ini ilegal dan tidak bermoral. "
Kepala bidang kesehatan Save the Children Jeff MacAskey dalam keterangannya mengungkapkan, selain Irak, negara lainnya seperti Boswana dan Zimbabwe juga memiliki tingkat kematian anak-anak yang cukup tinggi. Menurutnya, perang, HIV/Aids dan kemiskinan, merupakan faktor penyebab terbesar kematian anak.
Angola, Somalia dan Negara Demokratik Kongo, juga tercatat sebagai negara yang tingkat kematian anak-anaknya tinggi, mencapai 200 orang per seribu kelahiran.
Meski demikian MacAskey menyatakan bahwa ada beberapa negara yang mampu menekan tingkat kematian anak-anaknya, seperti Malawi, Nepal, Mesir, Indonesia dan Bangladesh.
Terkait tingginya angka kematian anak-anak, Kathy Kelly aktivis anti-perang yang bergabung dengan organisasi Voices in the Wilderness mengatakan, "Hukuman yang dialami anak-anak lewat sanksi ekonomi dan perang AS di Irak merupakan skandal terbesar. "
Laporan Save the Children bertajuk State of the World’s Mothers 2007 menemukan fakta bahwa mayoritas kematian anak-anak terjadi hanya di 10 negara. Antara lain di negara yang populasi besar seperti India dan China, dan negara yang layanan kesehatannya mini seperti Afghanistan dan Angola. Penyakit Aids, juga masih tetap menjadi penyebab utama kematian anak-anak.
"Lebih dari 10 juta anak-anak di bawah umur lima tahun, meninggal setiap tahunnya. Artinya, ada 28 ribu kematian per hari, hampir semuanya terjadi di negara berkembang, " kata Presiden Save the Children Charles MacCormack.
"Vaksin, terapi cairan oral dan kelambu anti nyamuk, harganya tidak mahal. Tapi, sangat menyedihkan, banyak ibu dan anak yang tidak punya akses untuk mendapatkan upaya menyelamatkan nyawa mereka, " sambung MacCormack. (ln/theindependent)