Majalah Times mengutip sumber informasi dari intelejen Israel, soal rencana penyerangan pemerintahan teroris Israel atas Hizbullah tahun 2007. Tentara Zionis saat ini tengah meakukan persiapan intensif untuk kembali melakukan serangan atas kekalahannya terhadap Libanon dalam peperangan 34 hari beberapa waktu lalu. Zionis menganalisa, saat ini Hizbullah juga melakukan persiapan dan strategi militer yang lebih kuat ketimbang saat peperangan kemarin.
Rencana penyerangan atas Hizbullah itu dilakukan setelah kurang lebih tiga bulan pascaperang Israel – Hizbullah di Libanon Selatan yang berakhir pada 14 Agustus lalu. Rencana ekspansi militer Israel itu juga disusun seiring dengan meningkatnya krisis politik dalam negeri Libanon setelah Hizbullah menyatakan menarik mundur para perwakilan eksekutifnya dari pemerintah Libanon setelah petinggi pemerintah Libanon gagal membentuk pemerintahan koalisi nasional.
Terkait dengan persiapan Israel, menurut Times yang terbit di Inggris, pihak intelejen Israel telah mengajukan peringatan pada pemerintah mereka bahwa “konflik militer Israel dengan Hizbullah akan terjadi dalam musim semi mendatang”. Dan kini, militer Israel telah melakukan sejumlah langkah antisipatif menghadapi perang melawan Hizbullah.
Sumber intelejen Israel mengatakan, para pimpinan militer Israel telah mengumpulkan semua unit pasukan khusus dalam kesatuan yang terpisah. Mereka tengah merekonstruksi ulang pembuatan tank yang lebih canggih daripada tank Mirkava yang telah menjadi sasaran empuk gerilyawan Hizbullah beberapa waktu lalu. Mesin-mesin perang Israel secara umum tengah diperbaiki bekerjasama dengan pakar tekhnologi AS dengan dilengkapi senjata laser untuk menjatuhkan rudal-rudal Hizbullah. Tapi sebagian pakar mengatakan, pengembangan senjata laser memubutuhkan waktu minimum selama tiga tahun.
Israel memang berkehendak mendahului persiapan militer Hizbullah. Dituliskan oleh Times, “Ketakutan Israel tampak jelas dari raut wajah pasukan mereka di perbatasan Libanon Selatan. Seorang prajurit Israel yang bertugas di perbatasan mengatakan, “Saya menyaksikan semi pelatihan militer dilakukan oleh pasukan Hizbullah”. Informasi ini kemudian melandasi perkiraan bahwa Hizbullah juga akan melakukan serangan dalam waktu dekat.
Tentang persiapan senjata Hizbullah, menurut pakar Israel, Hizbullah masih menyimpan sekitar 5.000 rudalnya di berbagai tempat rahasia di perbatasan Libanon Selatan. Israel masih belum berhasil melacak keberadaan penyimpanan rudal itu sampai diberlakukannya gencatan senjata Agustus lalu. Termasuk, yang belum dikeluarkan Hizbullah adalah rudal “Zelzaal” yang diperkirakan bisa mencapai jarak tempuh sampai ke Tel Aviv, ibukota Israel.
“Kami sekarang berkompetisi membatasi tempat yang bisa dijangkau oleh rudal Hizbullah,” ujar seorang sumber dari Mosad. Ia menambahkan, “Saya yakin Hizbulah saat ini dalam posisi siap dan banyak mengambil pelajaran dari peperangan kemarin. Akan lebih sulit bagi Israel membatasi daya jangkau rudal milik Hizbullah pada masa mendatang.”
Majalah Times juga mengutip perkataan pakar intelejen Israel yang mengatakan, “Sejak diberlakukan gencatan senjata, Hizbullah sudah mampu menambah jumlah senjata dan rudal mereka. Kami yakin mereka masih memiliki sekitar 20 ribu rudal dengan jarak tempuh yang berbeda-beda. Seperti yang pernah diungkapkan pimpinan Hizbullah Hasan Nashrallah bahwa mereka memiliki 12 ribu rudal lain dari beragam jenis.” (na-str/iol)