Tim sukses Hilarry Clinton meminta salah seorang juru kampanye Clinton untuk mengundurkan diri karena dicurigai telah menyebarkan email yang isinya menuding Barack Obama-salah seorang kandidat presiden dari Demokrat-memiliki niat buruk seperti yang dimiliki orang Muslim yaitu ingin menghancurkan Amerika Serikat.
Jody Rose, juru kampanye sukarelawan dari Jones County dipaksa untuk mengundurkan diri minggu kemarin, setelah tim kampanye Clinton meneliti email yang disebarkannya tertanggal 21 November. Menurut penjelasan Rose, ia mengirimkan email itu hanya pada kalangan Demokrat, untuk menunjukkan pada mereka "betapa kotornya politik. "
Associated Press, hari Minggu (9/12) mempublikasikan isi email tersebut yang bunyinya, "Kita semua harus tetap waspada terkait pencalonan Obama sebagai kandidat presiden. Sebarkan email ini ke setiap orang yang anda kenal. Umat Islam sudah mengatakan bahwa mereka berencana menghancurkan AS dari dalam dan dari luar… "
Rose adalah juru kampanye Clinton yang kedua yang diminta mengundurkan diri. Sebelumnya, tim sukses Clinton meminta Linda Olsen dari Iowa untuk mundur sebagai juru kampanye, setelah mereka mengklaim Olsen juga menyebarkan email serupa ke 11 orang.
Juru bicara Hillary Clinton, Mo Elleithee menegaskan, pihaknya tidak bisa mentoleransi tindakan seperti itu. "Kampanye kami tidak mentoleransi kampanye atau aktivitas seperti ini. Begitu masalah ini sampai pada kami, akan kami perhatikan dan kami akan meminta orang yang bersangkutan untuk mundur, " tukas Elleithee.
Di sisi lain, Obama berulang kali membantah tuduhan bahwa dirinya seorang Muslim karena ia adalah anggota dari United Church of Christ. Rumor yang berkembang di situs-situs internet di AS gencar mengaitkan Obama dengan kalangan ekstrimis Muslim.
Sementara itu, dalam kampanye mendukung Obama, pembawa acara talk-show terkenal Oprah Winfrey berhasil menggalang sekitar 30. 000 massa yang berkumpul di stadion sepak bola di South Carolina.
Namun dari polling AP-Pew Research, Hillary Clinton masih mendapat dukungan yang lebih tinggi di wilayah South Carolina dibandingkan Obama, dengan perbandingan Clinton 45 persen dan Obama 31 persen. (ln/aljz)