Satu tim pakar arkeologi dari Turki mengecam keras penggalian yang dilakukan rejim Zionis Israel di bawah sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Kecaman itu mereka lontarkan setelah melihat sendiri bagaimana Israel menggali lokasi tempat suci ketiga bagi umat Islam itu, dalam kunjungan mereka ke Yerusalem.
Para pakar arkeologi itu, seperti dilansir surat kabar Turki Zaman mengatakan, "Aktivitas penggalian yang masih dilakukan hingga saat ini mengesankan bahwa ada sebuah rencana dan upaya yang dilakukan secara sistematis untuk menghancurkan nilai-nilai yang berhubungan dengan aset-aset budaya dan sumber-sumber informasi dari kebudayan itu, ."
Pada bulan Februari, Israel memulai penggalian jalan yang menuju ke sisi barat dinding kompleks Masjid al-Aqsha. Meski badan PBB bidang pendidikan dan kebudayaan UNESCO sudah menyerukan agar Israel menghentikan penggalian itu, namun rejim Zionis tidak mempedulikannya.
Menurut surat kabar Zaman, pada bulan Juli lalu, tim arsitek dan arkeologi menerbitkan laporan hasil kunjungan mereka pada bulan Maret ke kompleks Masjid al-Aqsha. Namun laporan tersebut sengaja tidak publikasikan dan dirahasiakan otoritas pemerintah Turki, karena khawatir memancing kemarahan Israel.
"Sangat jelas bahwa penggalian yang dilakukan oleh Israel dilakukan dengan serampangan, tidak ada data atau sisa-sisa dari masa Ayubi, Memeluke dan masa kekaisaran Islam Turki Ustmani yang pernah memerintah wilayah Yerusalem, yang akan tersisa, " demikian bunyi laporan tersebut.
Israel melakukan penggalian itu karena keyakinan bahwa di bawah lokasi kompleks Masjid al-Aqsha terdapat peninggalan kuil Yahudi yang dihancurkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 Sebelum Masehi. Israel leluasa melakukan penggalian di kompleks Masjid al-Aqsha setelah berhasil merampas wilayah Yerusalem dari Palestina pada tahun 1967. (ln/mol)