Tim arkeolog Prancis menemukan sisa-sisa reruntuhan tiga kota dari zaman abad pertengahan, yang diyakini sebagai pusat dari Kerajaan Islam kuno Shoa di Ethiopia.
Dalam pernyataan resminya, National Centre for Scientific Research (CNRS) menyatakan bahwa tim mereka menemukan sisa-sisa sejumlah bangunan masjid, pemukiman, dinding-dinding dan beberapa bangunan lainnya yang tingginya tinggal beberapa meter saja.
Reruntuhan tiga kota yang ditemukan tim arkeolog itu antara lain kota Asbari, Masal dan Nora yang terletak di sebuah dataran tinggi di kawasan Rift Valley. Kota-kota tua itu ditemukan sepanjang 11 kilometer, di sebelah tenggara kota Shoa Robit yang masuk dalam wilayah Ifat.
CNRS dalam keterangannya menyebutan, meski kota tua yang mereka temukan tertutup semak belukar yang tebal, tim masih bisa menemukan bekas-bekas teras lahan pertanian yang berasal dari ratusan tahun silam.
Di Asbari, tim dari Prancis berhasil menemukan sisa-sisa bangunan masjid yang cukup baik. Mereka meyakini, masjid itu sebagai salah satu masjid terbesar di Ethiopia. Di dinding masjid masih bisa dilihat tulisan-tulisan kaligafi yang indah. Selain masjid, ditemukan pula sebuah kompleks pemakaman yang berisi ratusan makam
Di Masal, mereka menemukan sebuah prasasti beserta sebuah makam. Di makam tersebut terdapat gambar-gambar bintang dan tulisan Arab, diduga itu adalah makam keturunan raja.
Sementara kota Nora, tim CNRS menyebut kota ini dulunya merupakan kota yang "padat penduduk." Di kota itu ditemukan bekas-bekas jalan-jalan kecil dan jalan raya serta sisa bangunan masjid setinggi lima meter. Para arekolog juga menemukan sejumlah perabot yang terbuat dari batu dan gelas dalam jumlah yang cukup banyak.
Menurut Ensiklopedi Brittanica, keberadaan Kerajaan Shoa, sudah lama disebut-sebut dalam catatan-catatan sejarah kuno. Kerjaan ini membentang antara dataran tinggi yang dihuni umat Kristiani dan pelabuhan-pelabuhan yang mayoritas didiami warga Muslim di kawasan laut Merah, antara abad ke-10 dan ke-16 M.
Kerajaan Islam Shoa diduga didirikan pada 896 M dengan ibukotanya bernama Walalah. Kerajaan ini bergabung dengan kesultanan Ifat pada akhir abad ke-13. Pada tahun 1528, Kerajaan Shoa diduduki oleh negara Muslim Adal dari timur dan kota kuno itu dihancurkan.
Lebih dari satu abad setelah itu, orang-orang Oromo dari selatan ke Kerajaan Shoa. Mereka hidup dengan bertani dan membentuk sebuah komunitas sampai jauh ke wilayah utara.
Tahun 1856, Shoa masuk ke kekaisaran Ethiopia tapi berhasil direbut kembali oleh Manilek II. Tahun 1886, ia memilih kota yang sekarang dikenal dengan nama Addis Ababa sebagai ibukota kerajaanya. Ketika Menilek II menjadi kaisar untuk seluruh daratan Ethiopia pada 1889, Addis Ababa menjadi ibukota Ethiopia.
Meski tidak ada catatan peta yang menunjukkan di mana persisnya letak kerajaan Shoa, banyak kalangan yang meyakini bahwa Shoa terletak di sebuah dataran tinggi kawasan pegunungan di wilayah Ethiopia Tengah saat ini. (ln/iol)