Lebih dari 300 orang tewas di Suriah pada hari Rabu kemarin (26/9), Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, menjadi salah satu hari paling berdarah dalam pemberontakan 18-bulan melawan Presiden Bashar al-Assad.
Organisasi yang berbasis di Inggris, yang memonitor kekerasan di Suriah melalui jaringan aktivis, mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Kamis ini (27/9) bahwa 55 orang tewas di daerah pedesaan di sekitar Damaskus. Mereka termasuk setidaknya 40 orang yang tampaknya telah ditembak dengan darah dingin di kota al-Dhiyabia, tenggara ibukota.
Aktivis lain menyebutkan korban tewas di al-Dhiyabia mencapai 107 orang, menyalahkan pasukan keamanan Assad untuk apa yang mereka katakan sebagai pembantaian. Video yang diterbitkan oleh aktivis menunjukkan deretan mayat berlumuran darah terbungkus dalam selimut.
Observatorium juga mengatakan 14 orang tewas dalam serangan bom pemberontak di sebuah pusat komando militer di Damaskus dan dalam baku tembak berikutnya antara pemberontak dan pasukan keamanan.(fq/reu)
