Sekelompok laki-laki bersenjata menculik tiga pejuang Hamas, menembak bagian kaki mereka dan membunuh salah seorang di antaranya.
Saksi mata dan aparat mengungkapkan, ketiga pejuang Hamas itu disergap dan dibawa ke dalam sebuah mobil, ketika para pejuang itu baru saja meninggalkan masjid usai sholat shubuh di kota Khan Yunis.
Ketiga pejuang Hamas itu lalu dipukuli dan ditembak di bagian kaki sebelum akhirnya dibuang di sebuah pom bensin. Sumber-sumber di bagian medis mengatakan, salah seorang yang terluka, meninggal tak lama kemudian.
Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa itu. Seorang pejabat Hamas menuding kelompok bersenjata Fatah yang loyal pada Mahmud Abbas sebagai pelakunya.
Kasus penculikan dan penyiksaan ini membuat pertikaian faksi Fatah-Hamas makin tegang. Sejak Hamas memenangkan pemilu awal tahun kemarin, terjadi serangkaian bentrok fisik antara sayap militer Fatah dan Hamas, puncaknya terjadi ketika Hamas mengerahkan sekitar 3.000 paramiliternya pekan kemarin.
PM Palestina Ismail Haniyah sudah berupaya mempertemukan pihak Hamas dan Fatah untuk menyelesaikan pertikain itu guna menghindari pecahnya perang sipil di Palestina, Namun upaya tersebut nampaknya kurang berhasil, karena kedua kekuatan masih terus bentrok fisik yang menimbulkan korban.
"Perang Sipil adalah istilah yang tidak terdapat dalam kamus Palestina. Saya yakinkan rakyat bahwa insiden ini bisa diatasi," kata Haniya pada Senin (22/5).
Ia meminta agar Hamas maupun Fatah saling menahan diri untuk tidak menggunakan kekuatan senjata. Hal serupa dilontarkan juru bicara Fatah di Ghaza, Mahir Miqdad. Ia mengatakan, pertikaian internal di Palestina hanya akan menguntungkan PM Israel Ehud Olmert yang ingin menancapkan kembali kukunya di Tepi Barat. (ln/aljz)