Pertemuan tiga pimpinan angkatan bersenjata dari tiga negara, Indonesia, Malaysia dan Brunei menghasilkan kesepakatan jumlah personal yang akan dikirimkan ke Libanon. Rencananya, Indonesia akan mengirimkan sekitar 850 personel militernya, sedangkan Malaysia akan mengirimkan 850 sampai 1.000 personel, Brunei sendiri menyediakan diri akan mengirim 200 anggota militernya.
Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, Panglima Angkatan Tentara Diraja Malaysia, Laksamana Tan Sri Dato Sri Muhammad Anwar dan Panglima Angkatan Bersenjata Diraja Brunei, Jenderal Sri Haji Halbi, bertemu di Jakarta untuk menuntaskan pembahasan pengiriman pasukan perdamaian ke Libanon wilayah Selatan. Namun, meski kerjasama ini sudah disepakati, pengiriman pasukan langsung ke wilayah konflik masih akan menunggu lampu hijau dari Dewan Keamanan PBB dan juga Organisasi Konferensi Islam (OKI).
“Kesepakatan ini memang tindak lanjut dari sidang darurat OKI yang berlangsung minggu lalu di Kuala Lumpur,” ujar Djoko Suyanto pada wartawan usai pertemuan. Tiga negara yang akan bekerjasama dalam menjaga perdamaian di Timur Tengah.
Sebelum ada mandat dan lampu hijau dari Dewan Keamanan PBB, ketiga negara, terutama pasukan yang akan dikirim ke Libanon, memanfaatkan waktu untuk menggodok strategi dan mengatur tugas masing-masing di lapangan nanti. Mengenai netralitas pasukan, Djoko mengatakan, ketiga negara sepakat tidak melihat ras, agama, kelompok, dan golongan, tetapi berniat mewujudkan perdamaian di Libanon, sehingga tidak ada lagi korban sipil yang tewas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Malaysia, Syed Hamid Albar mendesak agar negara-negara Timur Tengah yang memiliki hubungan dengan Israel, baik diplomatik maupun perdagangan, agar memutuskan hubungan. Seruan Menlu Malaysia ini disampaikan untuk menggalang persatuan kekuatan baik yang datang dari luar Timur Tengah maupun dari wilayah konflik itu sendiri.
Dan diharapkan, tekanan yang bersifat integral ini mampu membuat Israel menarik pasukan dan mengubah kebijakan militernya. Sebab, jika tekanan tidak dilakukan secara menyeluruh, dikhawatirkan Israel akan terus menerus melancarkan agresinya ke Libanon Selatan dan juga beberapa wilayah di Jalur Gaza. (na/str/thstr)