Menteri Luar Negeri Libanon Fawzi Shalukh menyatakan keheranannya atas sikap Deputi Sekjen PBB Bidangi Urusan Politik, Ibrahim Gambari yang tidak ambil peduli dengan jaringan terorisme Israel yang melakukan operasi pembunuhan di Libanon.
Beberapa waktu lalu pihak Beirut telah mengadukan Tel Aviv ke PBB atas keterlibatan jaringan Mossad dalam serangkaian aksi pembunuhan dan peledakan di Libanon.
Pihak Libanon telah menangkap empat orang yang terlibat dalam serangkaian aksi pembunuhan terhadap para tokoh pejuang Libanon dan Palestina di negaranya.
Fawzi menyatakan, “Laporan bulanan yang disampaikan Gambari tentang kondisi di Timur Tengah secara umum telah mengabaikan adanya jaringan terorisme Israel yang melakukan operasi pembunuhan di Libanon.”
Dia menambahkan, “Kami tidak bisa menerima, apapun bentuknya, upaya menghilangkan masalah jaringan terorisme Israel. Kami telah menyampaikan kepada sekjen PBB detail selengkapnya mengenai jaringan ini, terutama setelah penyidikan membuktikan bahwa Israel telah melatih jaringan ini secara meyakinkan.”
Seperti dikutip harian al-quds al-arabi, Fawzi mengatakan, Libanon akan terus mengikuti perkembangan masalah ini melalui kontak selanjutnya dengan pihak PBB dan negara-negara yang berpengaruh, guna menegaskan bahwa aktivitas terorisme Israel sudah sepatutnya mendapatkan perhatian serius karena aksi-aksinya yang sangat bahaya khususnya bagi para tokoh Libanon. Aktivitas terorisme Israel juga dinilai sudah melanggar hukum internasional dan keputusan-keputusan internasional.
Dia melanjutkan, “Di samping apa yang telah kami lakukan, kami akan terus menjaga hak kami. Dengan terus melakukan penyelidikan dan mengungkap masalah-masalah baru. Agar kami bisa mengambil langkah-langkah tambahan sebagai seruan kepada Dewan Keamanan atau mengambil langkah-langkah lain yang akan kami putuskan pada waktunya.”
Pekan lalu pemerintah Libanon telah mengadukan Israel di DK PBB setelah mengungkap jaringan teroris yang terkait dengan Mossad. Pengadilan militer Libanon telah mendakwa seorang warga Libanon bernama Mahmud Rafi’ dan tiga orang lainnya terlibat aksi-aksi teror peledakan, pembunuhan dan aksi mata-mata untuk kepentingan Israel.
Tuduhan utama terhadap keempat orang yang menjadi agen dinas intelijen luar negeri Israel Mossad ini adalah operasi pembunuhan terhadap pemimpin Jihad Islam di Libanon Selatan, Muhammad Majdzub dan saudaranya pada Mei 2006 lalu di kota Shaida (Sidon) melalui bom yang diledakan di mobil korban.
Menteri Pertahanan Libanon, Ilias Murr mengatakan, ledakan mobil yang mengakibatkan gugurnya dua bersaudara tersebut dioperasikan dari pesawat Israel yang berada di atas lokasi saat peristiwa ledakan. Ilias Murr menambahkan, dilihat dari tehnik dan peralatan yang digunakan, jaringan yang terlibat ini adalah jaringan yang pertama kali melakukan aksi di negerinya.
Pihak militer Libanon berhasil mengungkap jaringan teroris Israel ini pada Selasa (13/6). Militer Libanon mengatakan, “Jaringan yang terungkap ini terkait dengan dinas intelijen luar negeri Israel Mossad sejak beberapa tahun. Para anggota jaringan ini telah mendapatkan training dan latihan di dalam dan luar Israel.” Pihak intelijen Israel juga mendanai aksi-aksi yang mereka lakukan. (was/alquds-aljzr)