Eramuslim.com – Kelompok Taliban sedang eforia merayakan keberhasilan mereka merebut sebagian besar wilayah Afghanistan relatif tanpa perlawanan berarti.
Hari Minggu kemarin (15/8) Taliban dengan mudah menguasai Kabul dan dengan mudah menguasai Istana Kepresiden Arg.
Bendera Republik Islam Afghanistan telah diturunkan dan diganti dengan bendera Keamiran Islam Afghanistan.
Presiden Republik Islam Afghanistan Ashraf Ghani telah meninggalkan Afghanistan dengan dalih menghadiri sebuah konferensi di Tashkent, Uzbekistan. Pejabat-jebat kunci lainnya pun memilih menghilangkan diri. Akun Twitter Ashraf Ghani dan Ketua Dewan Rekonsiliasi Abdullah Abdullah juga sepi.
Namun ternyata, tidak semua pejabat era Ashraf Ghani bersembunyi.
Wapres Pertama Amrullah Saleh memilih tetap bertahan di Afghanistan.
Dalam twitnya beberapa saat lalu (Selasa malam, 17/8), Amrullah Saleh mengatakan dirinya adalah pejabat Presiden Republik Islam Afghanistan yang sah, sesuai dengan Konstitusi.
“Penjelasan: berdasarkan Konstitusi Afghanistan, dalam keadaan presiden tidak hadir, melarikan diri, mengundurkan diri, atau meninggal dunia, Wakil Presiden Pertama menjadi pelaksana tugas presiden (caretaker),” tulisnya di akun Twitterr @AmrullahSaleh2.
“Saya saat ini berada di dalam negeri dan merupakan pelaksana tugas presiden yang sah. Saya menghubungi semua pemimpin negeri untuk mendapatkan dukungan dan konsesus,” tulisnya lagi.
Dia menuliskan twitnya ini dua kali, dalam bahasa lokal dan bahasa Inggris.
Beberapa jam sebelumnya, Amrullah Saleh menyinggung akun Presiden Amerika Serikat Joe Biden, @POTUS.
“Sia-sia berdebat saat ini dengan @POTUS mengenai Afghanistan. Kita bangsa Afghan harus membuktikan bahwa Afghanistan bukan Vietnam dan bahwa Taliban sama sekali tidak menyerupai Vietcong,“ tulisnya.
“Tidak seperti AS atau NATO, kami tidak kehilangan semangat dan melihat peluang yang sangat besar di depan sana. Perdebatan yang tidak berguna sudah dihentikan. Bergabung dengan perlawanan,” demikian Amrullah Saleh. (RMOL)