Tidak Ada Perayaan Idul Adha Bagi Warga Aleppo Suriah

Seperti warga Suriah lainnya yang hidup di garis depan perang, Abu Hamid terpaksa tidak menyembelih domba tahun ini dan tidak merayakan Idul Adha. Satu-satunya hal yang dia khawatirkan hanyalah bagaimana bisa bertahan tetap hidup.

“Tidak akan ada perayaan. Tidak akan ada perayaan tahun ini, karena semua orang mengungsi, dan saya khawatir nyawa saya,” ujarnya, sambil berdiri tegak di jalabiya di sebuah pasar domba di pinggir kota kedua Suriah.

Mortir dan serangan udara di lingkungannya, memaksa dia untuk mengungsikan keluarganya di Aleppo dan memindahkan lima anaknya, istri dan keluarganya ke tokonya di pinggiran kota tempat mereka mengungsi.

“Saya datang ke sini untuk menghabiskan waktu dan melihat apa yang terjadi, tapi saya tidak bisa membeli domba karena saya tidak punya uang,” ujar Abu Hamid.

“Tahun ini tidak akan seperti sebelumnya. Tahun ini, tidak akan ada Idul Adha di Suriah,” kata Muhammad Aasi, 20, yang memiliki toko pakaian di Aleppo.

“Saya datang untuk membeli domba tetapi tidak dapat menemukan apa yang saya butuhkan dan harga sangat mahal. Harga domba sekarang sekitar 15.000 Pound Suriah ($ 220). Tahun lalu harganya masih 11 hingga 12.000 pound,” tegasnya.

“Orang tidak punya cukup uang bahkan untuk membeli baju baru dan tidak akan ada sesuatu yang istimewa karena semua orang sangat sedih,” tambahnya.

Harapan tipis di Aleppo dari gencatan senjata selama Idul Adha, yang dimulai pada hari Jumat besok, seperti yang diumumkan oleh utusan perdamaian Lakhdar Brahimi dari Kairo.

Administrator dari satu rumah sakit lapangan yang meminta agar namanya tidak dipublikasikan, mengatakan hanya enam orang yang telah dibawa dengan cedera, Rabu kemarin, bertanya-tanya apakah itu adalah tanda gencatan senjata.

“Mungkin ada gencatan senjata, saya tidak yakin, tapi memang tidak ada banyak pertempuran hari ini,” katanya.

Kelompok Islam Front Al-Nusra, yang telah mengklaim melakukan aksi pemboman bunuh diri dalam konflik Suriah, telah menolak setiap pertanyaan tentang gencatan senjata.

Rezim Presiden Bashar al-Assad sendiri mengatakan akan mengambil “keputusan akhir” pada hari Kamis dan Tentara Pembebasan Suriah, kelompok pemberontak utama, mengatakan hanya akan melakukan gencatan senjata jika pasukan pemerintah berhenti menembak terlebih dahulu.

Tapi bagi Umm Ahmad, 36, yang belanja dengan adik-adiknya dan putri bungsunya untuk membeli sepatu menyambut musim dingin, ada sedikit harapan dari sebuah hari raya yang bahagia.

“Ini akan menjadi Idul Adha yang menyedihkan mengingat semua serangan dan penembakan serta pengeboman,” ujarnya.

“Kami hanya bisa bertahan hidup. Saya telah meminjam uang dari kakak saya hanya untuk makanan. Sekolah-sekolah ditutup di Aleppo dan anak-anak berada di rumah sepanjang hari. Saya bahkan tidak membiarkan mereka pergi ke toko untuk membeli permen karena saya sangat takut,” tambahnya.(fq/afp)