“Tidak ada idul fitri di Irak… ” Barangkali seperti itu ungkapan yang tertera dalam lubuk hati Muslim Irak saat seluruh umat Islam di dunia merayakan hari kemenangan dan kebahagiaan Idul Fitri. Mereka tetap menyaksikan darah berceceran di berbagai tempat. Para korban meninggal baik karena senjata penjajah AS maupun karena tembakan milisi bersenjata dalam konflik antar etnik yang berkobar di negeri satu malam itu. Maka, di saat memasuki hari raya pun, yang terbayang dalam pikiran mereka adalah, hari kebahagiaan itu makin menyayat hati lantaran mengingatkan saudara-saudara mereka yang telah pergi…
Sejak operasi militer atas Irak yang dikomando AS pada bulan Maret 2003, Muslim Irak bisa dikatakan kehilangan suasana idul Fitri yang biasanya mereka rasakan. Hingga saat idul Fitri tahun ini, mereka pun masih berharap agar bisa merasakan kembali kebahagiaan di hari Fitri itu. Atau kalaupun mereka tidak bisa merasakan suasana bahagia itu kembali, setidaknya ada anak cucu mereka yang bisa merasakannya.
Konflik berdarah antara etnik Sunni dan Syiah di Irak telah menyebabkan ratusan bom meledak di berbagai tempat keramaian. Tidak sedikit orang yang ditangkap dan dibunuh secara keji. Sementara ada ribuan orang lain yang mengungsi dan terpisah dari sanak saudara mereka. “Hari raya untuk saya sudah hilang sejak kehadiran pasukan penjajah AS di tanah Irak, ” ujar Ibrahim Isa Al-Janabi, yang tetap bertahan di Baghdad bersama keluarganya menghadapi ancaman kematian setiap saat.
Sejak hari kedatangan pasukan AS dan sekutunya ke Baghdad, menurut Ibrahim Isa, ia tidak bisa lagi mencicipi makanan Idul Fitri dan tidak bisa merasakan suasana gembira. Ia mengatakan, “Saya tidak bisa merasakan apapun di hari Idul Fitri. Saudaraku terbunuh. Saudaraku yang lainnya mengungsi ke Suriah. Ayahku meninggal karena ditusuk orang tak dikenal. Saya sendiri meninggalkan rumah dan hidup nomaden di Amiriyah. Idul Fitri apa yang engkau tanyakan pada saya?”
Menurut data Organisasi HAM internasional, ada 4 juta orang Irak yang mengungsi meninggalkan rumah dan kampung mereka. Para pengungsi itu ada yang masih tinggal di wilayah Irak dan ada pula yang tinggal di luar Irak. Selain itu, ada sekitar 50 ribu orang Irak yang ditangkap dan kini meringkuk di penjara pemerintah Irak. Dan ada 16 ribu orang yang ditahan di penjara tentara AS. Itu belum lagi jumlah korban meninggal yang jumlahnya ratusan ribu orang Irak, pascakehadiran AS. Tentang korban meninggal ini, belum ada data resmi yang dikeluarkan pemerintah Irak soal jumlahnya, meningingat jumlah mereka terus menerus bertambah. (na-str/iol)