Enam tahun setelah pemberitaan runtuhnya gerakan Thaliban di Afghanistan. Setelah tahun-tahun konflik senjata secara terus menerus. Dan setelah dunia internasional menggelontorkan dana 15 milyar dolar untuk rekonstruksi Afghanistan. Kini, Pusat Kajian Internasional mengeluarkan prediksi mengejutkan tentang kemungkinan bangkit kembalinya Thaliban yang ternyata telahmenguasai 54% dari wilayah Afghanistan. Padahal, di Afghanistan, sudah bercokol tak kurang dari 50 ribu pasukan koalisi internasional yang membantu pemerintah Afghanistan pascaThaliban.
Harian The Guardian terbitan Inggris melansir laporan Senlis Council yang melakukan kajian khusus tentang Afghanistan. Kajian ini dilakukan setelah mereka yakin bahwa geliat Thaliban memang tak bisa dianggap sebelah mata, lantaran mereka kini telah menguasai lebih dari separuh wilayah Afghanistan.
Pertanyaan yang mengemuka adalah, apakah Thaliban akan kembali menguasai Kabul? Kapan dan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi?
Menurut hasil kajian itu, meskipun ada puluhan ribu pasukan koalisi internasional yang dipimpin NATO di Afghanistan, akan tetapi pejuang Thaliban yang pernah diusir oleh pasukan AS tahun 2001, kini memegang kendali di sebagian besar wilayah Selatan Afghanistan. Termasuk sejumlah lokasi di daerah perbatasan dan jalan-jalan utama Afghanistan.
Sejak terjadinya serangan sengit terhadap pemerintah Afghanistan dan pasukan asing selama dua tahun, pejuang Thaliban dilaporkan terus bergerak dan meningkatkan aksi mereka ke wilayah Utara dan Barat, setelah sebelumnya mereka terpusat di wilayah Selatan dan Timur Afghanistan sebagai basis gerakan mereka.
Senlis Intenational menyebutkan juga bahwa meskipun kekuatan militer yang digunakan oleh pasukan internasional sudah menggunakan senjata canggih, didukung SDM perang yang tidak sedikit, tapi ternyata persenjataan sederhana yang dimiliki Thaliban lebih efektif dalam mencapai sasaran serangan yang mereka lakukan. Masih menurut laporan tersebut, faktor utama efektifitas serangan Thaliban juga karena faktor emosional rakyat Thaliban yang menanam kebencian besar terhadap pasukan asing yang dianggap penjajah, juga kepada mereka yang berinteraksi dengan penjajah.
Kini, menurut hasil kajian, Thaliban terus menerus bergerak semakin mendekati wilayah ibukota Afghanistan, Kabul. Diperkirakan, mereka akan sampai ke Kabul di tahun 2008 sebagaimana berulangkali dinyatakan juga oleh sejumlah pimpinan Thaliban bahwa mereka memang akan kembali menguasai Kabul di tahun itu.
Harian The Guardian menyebutkan bahwa laporan ini sesuai dengan peringatan yang pernah disampaikan oleh Komite Pembangunan Internasional Oxfam, bahwa kondisi keamanan Afghanistan semakin hari semakin kacau disebabkan korupsi yang dilakukan pemerintah sehingga turut memotong arus bantuan internasional kepada orang yang berhak menerimanya. (na-str/iol)