Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang terguling ternyata secara aktif sebagai tokoh utama membantu pemberontak Syiah Houthi untuk mengambil alih negara itu sebagai bagian dari rencananya untuk kembali berkuasa, laporan media mengungkapkan pada hari Rabu.
Mengutip “sumber terpercaya yang dekat” dengan Saleh, sebuah laporan mengatakan adanya sebuah “pertemuan rahasi yang diadakan beberapa hari yang lalu antara mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dan tokoh Syiah Houthi.”
Pertemuan tersebut dilaporkan telah dihadiri oleh kepala hubungan politik dari gerakan Syiah Houthi Hussein al-Ezzi, , dan Arif al-Zouka, dan petinggi Partai nya Saleh yaitu GPC.
Dalam pertemuan tersebut, dihadiri pula oleh Sekretaris Jenderal Partai GPC , Sultan al-Barakani , ketika dihubungi ia berada di kota pesisir Jeddah Saudi, oleh situs berita online al-WEAM mengatakan dalam laporan eksklusif.
Syiah Houthi dilaporkan meminta Saleh untuk mengirim beberapa ajudannya ‘yang terkenal’ di Riyadh untuk menipu kepemimpinan Saudi agar percaya bahwa perkembangan di Yaman masih berada di bawah kontrol dan bahwa Syiah Houthi dapat dihapus dari kekuasaan jika kerajaan Saudi mempercayakan dia [Saleh] dengan peran ini. ”
Tujuan dari rencana ini, menurut laporan tersebut, adalah untuk “mengguncang kepercayaan di kalangan ‘lawan’ Syiah Houthi -yang didukung oleh Arab Saudi -. Mereka lakukan ini dalam rangka menciptakan situasi yang saling menguntungkan bagi Saleh dan Syiah Houthi”
Mereka membagi lima kelompok aksi yang terbentuk selama pertemuan.
Kelompok pertama bertugas memberikan informasi yang keliru dan rumor di dalam lingkaran kerajaan Saudi terhadap perkembangan politik Yaman.
Kelompok kedua ditugaskan untuk “memberikan laporan dan informasi secara langsung kepada pengambil keputusan di Saudi agar membuat mereka ragu siapa yang akan bekerja sama dengan Saudi untuk melawan Syiah Houthi.”
Kelompok ketiga dibebankan untuk mengambil bagian dalam protes anti-Houthi sambil mengibarkan bendera hitam Al-Qaeda. Para pemuda akan menaikkan bendera di depan media untuk menciptakan kesan bahwa pengunjuk rasa mendukung kelompok teroris.
“Ini akan membuat gambar positif tentang Syiah Houthi, menggambarkan mereka adalah pihak yang melawan al-Qaeda dan membenarkan pembunuhan yang dilakukan oleh Syiah Houthi atas para pemimpin Sunni yang berdiri melawan pemberontak Syiah di banyak bagian negara itu,” kata laporan itu.
Kelompok keempat bertugas terlibat dalam pembicaraan diplomatik dengan Arab Saudi dan negara-negara terkait lainnya untuk “meyakinkan” mereka untuk mengalihkan isu , agar para pemberontak terus dalam posisi “menang waktu” dan terus maju untuk merebut Yaman.
Ali Nasir Qarsha, seorang pemimpin suku di provinsi Saada, dan pemimpin Houthi Yousef al-fishi, Daifallah Salman dan Hassan al-Saadi memimpin kelompok kelompok ini yang disebutkan dalam laporan.
Kelompok kelima didirikan untuk terlibat dalam “perlawanan palsu” terhadap pemberontak Syiah Houthi . Kelompok ini dilaporkan yang terlibat penuh adalah Mayjen. Fadl al-Qousi, sekretaris Departemen Dalam Negeri. (Arby/Dz)