Dua bersaudara yang dituduhkan terlibat dalam penyerangan di majalah satir Perancis Charlie Hebdo telah tewas, menurut sumber yang tidak disebutkan namanya dan seorang pejabat polisi.
Pada saat-saat terakhir mereka, di kota komuter Dammartin-en-goele , mereka keluar menembaki pasukan keamanan, sumber yang dikutip oleh Agence France-Presse menambahkan. Seorang polisi dilaporkan terluka dalam serangan itu.
Laporan juga muncul bahwa ada sandera yang diambil oleh tersangka , tapi sandera itu tidak terluka dan telah dibebaskan.
Berita ini datang setelah komando Perancis melancarkan serangan dan ledakan terdengar dari dalam sebuah rumah di timur laut dari Paris di mana para tersangka bersembunyi dengan salah satu sandera pada hari Jumat.
Kedua tersangka – dituduh berada di balik pembunuhan di kantor Charlie Hebdo pada Rabu – sebelumnya mengatakan kepada polisi bahwa mereka “ingin mati sebagai Syuhada.”
Audrey Taupenas, juru bicara Dammartin-en-goele di mana lokasi tersangka terpojok, telah dilakukan negosiasi evakuasi yang aman dari sekolah di dekatnya, Associated Press melaporkan. Dia mengatakan para tersangka telah sepakati atas evakuasi sekolah tersebut.
Yves Albarello, seorang anggota parlemen dimana dia berada di dalam pos komando, mengatakan dua bersaudara tersebut mengatakan “ingin mati sebagai Syuhada.”
Jaringan berita Perancis mengatakan reporternya berhasil berbicara langsung dengan dua tersangka tersebut di lokasi terpisah di Paris Jumat, dan mengatakan salah satu dari mereka mengaku setia kepada al-Qaeda di Yaman dan yang lain untuk Negara Islam Irak dan Suriah (IS) .
Diindentifikasikan tersangka adalah Cherif dan Said Kouachi . (Arby/Dz)