Aksi teror ke Masjid Madina, Luton belum berhenti. Masjid itu lagi-lagi menjadi target serangan dan vandalisme. Pelakunya memecahkan kaca-kaca jendela masjid dan menuliskan kata "EDL" serta membuat lambang NAZI swastika di dinding masjid dengan menggunakan cat semprot.
Imam Masjid Madina, Shahid Ahmed mengatakan, ia menemukan kerusakan dan tulisan-tulisan itu pada Jumat pagi, pekan kemarin saat akan menunaikan salat Subuh. "Tulisan ‘EDL’ terdapat di kedua sisi dinding masjid dan lambang swastika digambar di salah satu dinding yang lain," ujar Imam Ahmed.
Pihak masjid sudah melaporkan kasus ini pada kepolisian Bedforshire. Imam Ahmed menyatakan, para pelaku perusakan dan pengotoran masjid adalah orang-orang yang jahil. "Mereka tidak punya pemahaman dan rasa hormat terhadap agama apapun. Masjid adalah tempat ibadah. Kita tinggal dalam masyarakat yang multikultur, karenanya kita harus saling menghormati satu sama lain," tandasnya.
Insiden yang menimpa Masjid Madina mengundang simpati organisasi Unite Against Fascism di Luton. Ketua organisasi itu, Dave Barnes datang ke masjid untuk menyampaikan keprihatinan dan solidaritas terhadap jamaah masjid.
Barnes meyakini pelaku perusakan dan vandalisme di Masjid Madina adalah orang-orang dari kelompok English Defence League, kelompok anti-Muslim yang belakangan agresif melakukan kampanye anti-Islam.
"Serangan ke Masjid Madina sebenarnya sama dengan serangan yang kita saksikan terhadap rumah-rumah di Bury Park pada bulan Februari lalu, setelah EDL melakukan aksi protes–kaca–kaca jendela dipecahkan, dinding dicoret-coret, jelas sudah siapa dibalik serangan ini," tukas Barnes.
"Kita harus bersatu melawan rasisme. Serangan ini membuat kami makin bertekad untuk menggalang sebanyak mungkin orang ke Tower Hamlets pada tanggal 3 September mendatang, dalam aksi protes nasional untuk menghentikan aksi massa EDL ke kota yang menjadi jantung komunitas Muslim di London itu," tandasnya. (kw/IW)