Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk aksi penodaan Al-Qur’an yang kembali terjadi di gereja AS di tengah adanya ledakan kemarahan di kalangan umat Islam di wilayah Afghanistan.
"Tindakan tersebut tidak bisa dimaafkan oleh agama apapun," Xinhua mengutip pernyataan Ban yang mengatakan pada hari Selasa kemarin (5/4) dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuannya dengan sekelompok duta besar yang mewakili negara Organisasi Konferensi Islam.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa dan banyak orang di seluruh dunia untuk mempromosikan toleransi, pemahaman antar budaya dan saling menghormati antar budaya dan agama.
Pada tanggal 20 Maret, Terry Jones, pastor dari gereja Dove World Outreach Center di Gainesville, Florida, memicu kemarahan di seluruh dunia dengan menjadi saksi aksi membakar salinan kitab suci Al-Quran.
Jones pertama kali berencana untuk membakar kitab suci Al-Quran tahun lalu pada hari peringatan serangan 11 September tetapi berubah pikiran karena banyaknya kecaman dunia internasional.
Langkah tak bermoral Jones, didukung oleh pemerintah AS sebagai aksi "kebebasan berekspresi" menyebabkan gelombang protes mematikan di Afghanistan pada awal April ini dan memperoleh momentum pekan lalu.
Sepuluh pekerja asing PBB tewas setelah sejumlah kecil pengunjuk rasa yang marah menyerbu markas PBB di Afghanistan utara kota Mazar-i-Sharif dengan latar belakang sentimen anti-Barat di negeri ini.
Setidaknya sepuluh Afghanistan tewas dan 83 lainnya luka-luka di kota selatan Kandahar pada hari Sabtu lalu di hari kedua protes kekerasan atas penodaan Al-Qur’an.
Pernyataan Ban datang pada saat pastor ekstremis Amerika dilaporkan telah mengumumkan rencana untuk melakukan aksi anti-Islam di luar sebuah masjid di Michigan pada 22 April mendatang.(fq/prtv)