Seorang ulama senior Yaman menyerukan untuk mengakhiri serangan pesawat tak berawak AS dan pengusiran duta Washington untuk Sana’a.
Syaikh Abdullah bin Faisal al-Ahdal, wakil Organisasi Syaikh Sunni di provinsi Yaman tengah Hadhramout, mengatakan pada hari Senin kemarin (10/9) bahwa duta besar AS untuk Yaman harus diusir dalam menanggapi campur tangan Washington dalam urusan negara dan serangan mematikan pesawat tak berawak mereka.
Dia juga mendesak Washington untuk menghentikan pembunuhan warga Yaman tidak bersalah dan menuntut 10 juta dolar sebagai kompensasi bagi para korban serangan pesawat tak berawak AS di Yaman.
Al-Ahdal juga meminta semua suku Yaman, partai politik dan organisasi sosial untuk mengadopsi sikap bersatu melawan serangan mematikan pesawat tak berawak AS yang menargetkan warga sipil, menekankan bahwa hanya diam dengan tindakan agresi AS akan memiliki efek sebaliknya yang akan membuat Yaman menjadi Pakistan kedua.
Pernyataan Al-Ahdal ini datang pada saat organisasi HAM Yaman mengadakan konferensi pers di ibukota untuk mengutuk serangan pesawat tak berawak AS, menekankan bahwa serangan itu jelas pelanggaran kedaulatan nasional mereka.
“Tidak ada keraguan bahwa drone AS melanggar wilayah udara kami dan kedaulatan negara dan AS telah mengakui tanggung jawabnya terhadap beberapa serangan udara,” kata Abdu Rahman, seorang pengacara Yaman.
Sebuah laporan oleh Organisasi Nasional Yaman untuk Membela Hak Kebebasan, mengklaim bahwa lebih dari 300 warga Yaman telah tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di selatan Yaman dalam sembilan bulan terakhir.
Aktivis Yaman mengatakan negara mereka telah menjadi Pakistan dan Afghanistan kedua.(fq/prtv)