Terkait Bom Mobil, Libya Tahan 32 Orang Loyalis Gaddafi

Terkait Bom Mobil, Libya Tahan 32 Orang Loyalis Gaddafi

Pemerintah Libya menahan 32 orang jaringan loyalis mantan pemimpin Muammar Gaddafi terkait aksi bom mobil yang mengguncang ibukota Tripoli dan menewaskan dua orang, Minggu (19/8).

Seorang petinggi di badan keamanan Libya memastikan jaringan loyalis Gaddafi ini memang terkait dengan aksi bom mobil itu.

Serangan bom mobil itu merupakan serangan mematikan pertama sejak kejatuhan Muammar Gaddafi tahun lalu.

Insiden itu terjadi pada dini hari menjelang perayaan jatuhnya Tripoli ke tangan pasukan pemberontak.

Bom mobil itu meledak di dekat kantor kementerian dalam negeri dan dekat akademi militer di Jalan Omar al-Mokhtar.

Kepala Keamanan Tripoli, Kolonel Mahmoud Sherif mengatakan ledakan bom di dekat akademi militerlah yang menyebabkan dua orang tewas dan empat orang terluka.

Sementara ledakan di dekat kementerian dalam negeri tidak menimbulkan korban, demikian Sherif.

Milisi bersenjata yang masih banyak terdapat di Libya menjadi masalah baru pemerintah.

Sherif menuding loyalis Gaddafi yang diduga menerima bantuan dana dari luar negeri berada di balik serangan bom mobil itu.

Sementara itu, seorang pejabat keamanan dari Komite Keamanan Tertinggi kepada kantor berita Reuters mengatakan hubungan antara kelompok loyalis Gaddafi dan ledakan itu memang terbukti.

Awal bulan ini, Dewan Transisi Interim Libya menyerahkan kekuasaan kepada dewan hasil pemilihan umum, sebuah transisi kekuasaan damai pertama sepanjang sejarah modern Libia.

Namun, berbagai aksi kekerasan menjadi tantangan terbesar pemerintahan baru dengan sejumlah serangan terjadi di kota terbesar kedua Libia Benghazi selama beberapa bulan terakhir.

Wartawan BBC di Tripoli Rana Jawad melaporkan pemerintah kerap menyalahkan aksi kekerasan itu didalangi para loyalis Gaddafi.

Bagi sebagian besar rakyat Libya, lanjut Rana, lebih mudah menerima bahwa para loyalis rezim terdahulu berada di belakang berbagai kekerasan itu.

Pasukan keamanan hingga kini masih terus berupaya mengendalikan kelompok-kelompok bersenjata yang turut menggulingkan Gaddafi dan kini menolak meletakkan senjata.(fq/bbc)