Parlemen panjajah Israel pada Kamis (6/8/2020) telah membantah terlibat dalam ledakan yang telah menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.
Serangan Bom atau Nuklir
Ledakan pada Selasa menghasilkan awan jamur yang banyak diidentikkan dengan senjata atom atau nuklir. Sementara beberapa lainnya meyakini ledakan itu sebagai serangan bom yang menyasar Lebanon, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kami dan mereka hanya merasa bahwa ini bukanlah semacam peristiwa ledakan manufaktur,” kata Trump kepada wartawan pada Selasa, beberapa saat setelah ledakan di Beirut terjadi.
“Ini tampaknya, menurut mereka, mereka akan tahu lebih baik daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah (serangan).”
Klaim itu kembali disampaikannya pada Rabu dalam keterangan pers di hadapan wartawan.
Namun, pejabat militer dan pertahanan AS sendiri telah membantah dugaan itu, menyebut penyebab ledakan kemungkinan karena kecelakaan.
Kiriman Peledak Turki
Pada Selasa, Abbas Ibrahim, kepala Keamanan Umum Lebanon, mengatakan “ledakan terjadi di gudang bahan peledak tinggi yang disita selama bertahun-tahun”.
Hal ini memunculkan teori dan rumor tentang dari mana bahan peledak itu disita.
Beberapa pengguna Twitter telah menuding pengiriman Turki yang seharusnya menuju Suriah lah yang memicu ledakan.
Namun, teori ini telah terbukti salah karena bahan kimia yang meledak berasal dari MV Rhosus kapal kargo Rusia berbendera Moldova yang disita pada September 2013.
Ulah Hizbullah
Sementara beberapa berteori bahwa penjajah Israel melakukan serangan untuk menargetkan Hizbullah, yang lain berspekulasi bahwa kelompok Lebanon itu sendiri mungkin telah memainkan peran.
Sebuah video dari 2017, yang menampilkan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengancam akan menyerang pelabuhan Haifa Israel, di mana ia berbicara tentang ledakan “mirip-nuklir” yang disebabkan oleh amonium nitrat, dibagikan secara luas.
Meskipun video dan foto-foto ini muncul kembali, pejabat Lebanon telah menyatakan bahwa lokasi ledakan adalah gudang yang menyimpan material yang disita, tanpa ada indikasi bahwa itu adalah depot Hizbullah.[end]