Tentara Syiah Irak bunuh narapidana Muslim karena mereka takut para tawanan tersebut akan bergabung dengan Daulah Islam.
Walikota kota Baquba Irak nyatakan 46 tahanan Muslim ditembak mati oleh milisi Syiah karena takut mereka akan bergabung dengan Daulah Islam – bukan dibunuh oleh mortir gerilyawan seperti yang diklaim pemerintah Maliki.
Abdullah Hamid al-Hayali , Walikota kota Irak Baquba mengungkapkan kebenaran tentang nasib 46 tahanan, karena keponakannya termasuk di antara mereka yang tewas dalam sel tentara Syiah , yang jaraknya kurang dari dua kilometer dari rumahnya.
Pejabat pemerintah telah membohongi publik dengan menyatakan dan menyalahkan kematian tawanan tersebut kepada militan Sunni (Daulah Islam) yang melanda Irak utara bulan lalu, bahwa mortir gerilyawan tersebut menghancurkan kantor polisi di mana lokasi para tahanan ditahan.
Foto-foto jasad para tawanan ditambah tumpukan tebal sertifikat kematian dari rumah sakit menceritakan kisah yang jauh lebih gelap: di mana pasukan keamanan dari pemerintah Syiah Irak, takut para tahanan akan bergabung dengan mujahidinmaka mereka membantai para narapidana di sel mereka.
Gambar-gambar menunjukkan bahwa kondisi jasad jauh dari kematian akibat tembakan mortir, karena bukti yang ada menunjukkan kebanyakan mereka yang gugur , ada tanda bekas tembakan dari jarak dekat dengan peluru ke kepala.
“Mereka membunuh para tahanan di sel mereka,” kata Hayali. “Ada dua kamar penuh laki-laki: mereka ditembak di kepala , sedang sisanya terbunuh oleh rentetan senjata dan granat tangan..”
Sebagai walikota, Mr Hayali adalah salah satu tokoh Sunni di Baquba, sebuah kota di mana etnis campuran Sunni memegang mayoritas . Sekarang, ia dalam ketakutan hidupnya untuk berbicara, karena kehadiran milisi Syiah kejam Nouri al-Maliki di kota itu.
Karena pasukan pemerintah Syiah Irak lemah dan kurang terlatih, Maliki memiliki pilihan kerjasama dengan Syiah paramiliter, beberapa di antaranya sekarang di garis depan pertempuran melawan Daulah Islam
Hayali mengklaim mengetahui nama-nama komandan polisi yang mengawasi pembunuhan di kantor polisi di kota al-Wahdeh itu. Gubernur kota, Amer al-Mujamai, yang mendukung walikota untuk berbicara atas apa yang terjadi, kepada The Telegraph ia telah menulis surat kepada Maliki agar menarik komandan polisi untuk dinonaktifkan, tapi hingga kini Maliki tak berikan jawaban.
“Kami adalah Sunni moderat,” kata Hayali. “Tapi polisi dan milisi Syiah banyak lakukan penculikan, penangkapan , dan pembunuhan membuat banyak orang berharap agar Daulah Islam segera masuk dan melindungi mereka.”(T/Kh)