Tentara Prancis yang Tewas di Afghanistan, Korban Salah Tembak Pasukan Nato

Sepuluh tentara Prancis yang tewas dalam insiden penyergapan di dekat kota Kabul, Afghanistan ternyata korban salah tembak pasukan Nato. Seorang tentara yang selamat dalam insiden itu mengungkapkan, bahwa mereka "ditembaki oleh teman sendiri" dalam insiden tersebut

Pada surat kabar Prancis Le Monde, tentara itu mengatakan, mereka sempat menunggu bantuan selama berjam-jam setelah disergap oleh pejuang Taliban. Dan ketika pesawat-pesawat bantuan Nato datang, pesawat-pesawat itu malah menembaki tentara-tentara Prancis dan setelah gagal menembak target musuh.

Seorang pejabat Nato yang dimintai penjelasannya tentang insiden ini mengatakan, bahwa ia tidak bisa membenarkan atau membantah laporan itu. "Kami membaca apa yang ditulis media massa dan untuk itu kami akan melakukan penyelidikan, " kata pejabat tadi.

Juru Bicara Pentagon, Bryan Whitman juga berdalih dan mengatakan bahwa tidak ada laporan tentang korban salah tembak oleh pasukannya. Sementara pihak militer Prancis tutup mulut atas insiden salah tembak ini.

Setelah kejadian itu, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy langsung terbang ke Afghanistan untuk menjenguk para korban di basis militer Prancis di pinggiran kota Kabul, Rabu (20/8). Dalam kunjungan itu Sarkozy menegaskan bahwa pasukan Prancis harus tetap berada di Afghanistan. Saat bertemu dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Sarkozy mengatakan bahwa ia tidak menyesal mengirim sekitar 700 pasukannya ke Afghanistan.

"Jika pengiriman pasukan harus dilakukan lagi, saya akan melakukannya. Di sinilah perang terhadap terorisme harus dilakukan, " kata Sarkozy.

Jenazah sepuluh tentara Prancis yang tewas sudah dipulangkan ke negerinya, di tengah kritikan para politisi dan jurnalis bagaimana Prancis bisa melibatkan diri dalam perang di Afghanistan. Surat kabar Prancis Liberation dalam editorialnya menyatakan, solusi terburuk adalah Prancis dan 40 negara lainnya harus menarik pasukannya dari Afghanistan.

Sarkozy memutuskan untuk mengirim pasukannya ke Afghanistan setelah mendapat tekanan dari Nato, meski dari sejumlah polling yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Prancis menentang keputusan itu. (ln/aljz)