Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berencana mereformasi organisasi mereka, untuk mengatasi perpecahan dan mengatasi meningkatnya jumlah milisi yang berperang atas nama FSA, seorang jenderal pemberontak mengatakan Rabu kemarin (5/9). FSA juga berencana akan mengadopsi nama baru.
Setelah diskusi berlangsung selama 10 hari, FSA akan menjadi Tentara National Suriah, Jenderal Mustafa Al-Syaikh, kepala dewan pemberontak militer mengatakan kepada AFP.
FSA, yang telah berkembang dari kekuatan pembelot militer telah menjadi gerakan pemberontakan rakyat yang didukung oleh rekrutan sipil, juga telah menunjuk Jenderal Muhammad Hussein Hajj Ali sebagai perwira tertingginya.
“Setelah lama, kita harus merestrukturisasi tentara karena kita khawatir perkembangan milisi di Suriah dan ingin melestarikan masa depan negara,” kata jenderal, yang merupakan salah satu orang pertama yang membelot ke FSA.
Di antara point yang membutuhkan restrukturisasi adalah terkait kontrol dari dana yang diterima pejuang pemberontak, untuk mencegah penciptaan milisi baru, karena itu sangat berbahaya,” kata Syaikh.
Sementara kelompok pemberontak yang berkumpul di bawah naungan FSA, struktur tentara pemberontak tetap tidak jelas dan tidak memiliki perintah pusat yang kuat dan kohesif.
“Ada banyak kelompok yang mengklaim sebagai FSA, tetapi melakukan apa saja yang mereka inginkan,” kata jenderal itu. Dia menambahkan bahwa reformasi adalah kunci untuk memenangkan dukungan dari masyarakat internasional, yang sejauh ini enggan untuk mempersenjatai pemberontak dengan alasan bahwa (FSA) bukan lembaga yang nyata.
Tentara pemberontak memiliki ribuan pejuang, di antaranya sekitar 3.000 petugas dari berbagai tingkatan, termasuk 70 jenderal, menurut Syaikh.(fq/afp)