Tentara Filipina Serang Pejuang Muslim MILF

Ribuan warga Aleosan dan Pikit, dua kota di selatan Filipina mengungsi setelah militer negeri itu melakukan serangan terhadap para pejuang dari Moro Islamic Liberation Front (MILF) di kawasan tersebut.

Menurut pihak pemerintah Filipina, pasukan militer melakukan serangan pada hari Minggu (10/8) karena ratusan pejuang MILF menolak ultimatum yang mengharuskan mereka menarik diri dari desa-desa yang dihuni oleh warga Kristiani sehingga terjadi pertempuran.

Komandan Batalion Infantri ke-40 Kolonel Diosdado Carreon mengatakan, sedikitnya enam tentara Filipina luka-luka dalam insiden di Aleosan dan Pikit, dua kota di pedalaman provinsi Cotabato Utara. Sementara itu, radio milik gereja Katolik DXMS melaporkan, tiga tentara Filipina dan sejumlah pejuang MILF tewas dalam batu tembak.

Akibat serangan militer Filipina yang memicu perlawanan para pejuang MILF, lebih dari 100.000 warga desa di Utara Cotabato mengungsi. "Kami belum sepenuhnya pulih dari bencana alam yang menimpa kami belum lama ini, dan sekarang kami sudah ditimpa bencana lain akibat ulah manusia, " kata Jesus Sacdalan, gubernur Cotabato.

Ia menuding para pejuang MILF telah merampas beras-beras hasil panen warga desa, mencuri ternak-ternak mereka, merusak lahan pertanian dan membakar 82 rumah di desa-desa yang dikuasai para pejuang MILF selama beberapa pekan terakhir.

Pemerintah Filipina memberi tenggak waktu tanggal 9 Agustus bagi sekitar 800 sampai 1000 pejuang MILF yang masih berada-berada di desa-desa warga Kristen untuk keluar. Pemerintah Filipinan menganggap MILF telah melanggar kesepakatan gencatan senjata tahun 2003 dengan menguasai desa-desa tersebut.

Para pimpinan MILF sudah memerintahkan para pejuangnya untuk mundur setelah melakukan negosiasi dengan pejabat pemerintah Filipina hari Sabtu kemarin. Namun, para pejuang MILF mengeluhkan bahwa pasukan pemerintah dan warga desa yang bersenjata telah menghambat penarikan mundur mereka.

Juru Bicara MILF, Eid Kabalu mengungkapkan, penduduk desa yang pro-militer menembaki mereka dan melukai seorang pejuang MILF sehingga para pejuang MILF mengurungkan niat mereka untuk mundur karena khawatir mendapat serangan begitu keluar dari desa-desa. Oleh sebab itu, kata Kabalu para komandan MILF meminta jaminan pemerintah Filipina bahwa mereka tidak akan diserang saat keluar dari desa.

Pernyataan Kabalu dibantah oleh tentara Filipina yang mengatakan bahwa para pejuang MILF-lah yang menolak keluar dari desa-desa. Militer Filipina bahwa menyebut para pejuang MILF yang selama ini menguasai sejumlah desa telah menjadi kelompok "bandit" yang mengganggu keamanan warga.

"Semua langkah damai sudah tak berlaku lagi untuk menyelesaikan konflik. Kami sekarang mengambil tindakan yang cukup proporsional dan bisa dibenarkan untuk menggunakan kekuatan guna memulihkan keamanan di Utara Cotabato, " tukas Brigadir Jenderal Jorge Segovia dari militer Filipina dalam pernyataannya. (ln/aljz)