Tentara Bangladesh merazia sebuah sekolah agama pada hari Selasa kemarin. Hal ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memburu dan menangkap pejuang-pejuang Islam serta mencari senjata dan bahan peledak yang diduga disimpan oleh para pejuang Islam di sekolah agama itu, kata polisi
Pasukan elit Bangladesh "Rapid Action Batallion"(RAB) merazia secara paksa Madrasah Bulan Sabit Hijau yang berada di sebuah desa dekat kota distrik Bhola, 350 km sebelah selatan pusat kota Dhaka, kata seorang polisi melalui telepon yang melaporkan kejadiannya langsung dari tempat kejadian kepada reuters.
"Razia masih dilakukan," kata inspektur polisi Sohrab Muhammad Ali. Dua orang siswa dari madrasah yang dicurigai anggota pejuang Islam ditahan oleh aparat keamanan, tambahnya.
Pemerintah telah melakukan swiping terhadap anggota-anggota kelompok Islam yang terlarang, yang mana mereka dicurigai terlibat dalam bentrokan berdarah di markas besar militer Dhaka bulan lalu.
Pada 25-26 Februari lalu bentrokan yang terjadi telah membunuh hampir 80 orang, sebagian besar adalah perwira pada paramiliter dari pasukan Bangladesh Rifles (BDR), dan hal ini membangkitkan rasa ketakutan akan munculnya kembali kekerasan.
Polisi mengatakan pada pekan lalu, dicurigai kelompok Islam telah mengancam kepala sekolah beberapa sekolah yang berbahasa Inggris supaya mereka membayar ‘upeti’.
Pejabat militer mengatakan kelompok-kelompok Islamlah yang telah membunuh puluhan orang dalam sebuah serangan bom di Bangladesh dalam beberapa tahun terakhir, mereka mencoba untuk merubah negara yang mayoritas Muslim berpenduduk 140 juta orang ini menjadi negara yang menegakkan syariah Islam.
Gerakan Islam yang dianggap radikal sempat melemah setelah enam orang komandan mereka di eksekusi pada tahun 2007 lalu. Tetapi pejabat intelijen mengatakan mereka telah penyusunan kembali gerakan mereka dan mungkin akan menyerang lagi.
Polisi telah menyita tempat penyimpanan bahan peledak, granat dan senjata api sesudah mereka melakukan razia ditempat yang dicurigai sebagai sarang para pejuang Islam.(fq/javno)